SEMINAR
STRATEGI UNTUK MENYUSUN HOSPITAL DISASTER PLAN (HDP)
Seminar Rabu, 30 November 2011
Ruang Senat KPTU FK UGM Lt. 2 Yogyakarta
Latar Belakang
Kita tidak dapat menahan bencana yang dapat terjadi kapan dan di mana saja tanpa dapat diduga: di rumah atau di tempat bekerja apalagi dengan cakupan wilayah Indonesia yang sangat luas di ring of fire bumi dan di antara pelat Australia dan Asia. Belajar dari berbagai pengalaman bencana yang terjadi di Indonesia, secara otomatis rumah sakit akan menjadi pusat rujukan. Oleh karena itu dalam usaha meminimalkan resiko bencana, diharapkan Rumah Sakit mempunyai perencanaan dan prosedur untuk penanganan bencana dalam bentuk Hospital Disaster Plan (HDP). Dengan adanya perencanaan ini diharapkan rumah sakit dapat menangani korban secara lebih baik dalam situasi bencana.
Sayangnya hampir seluruh RS di Indonesia belum sepenuhnya dapat menangani korban bencana dengan cepat dan tepat. Hal ini terjadi karena fungsi, struktur, medical support, dan manajemen support yang kolaps. Di samping itu, masing-masing rumah sakit memiliki cara penanganan korban yang beragam sehingga belum memiliki keseragaman dalam penanganan maupun kesiapannya.
Beberapa tahun terakhir ini PMPK bekerja sama dengan Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) dan WHO dalam melakukan In House Training HDP di beberapa Rumah Sakit. Mengingat prosedur Penanggulangan Bencana (Disaster Plan, DP) adalah serangkaian prosedur yang sudah disiapkan sebelumnya maka sebuah Disaster Plan hanya akan dapat dijalankan bila sesuai dengan kapasitas dan kompetensi staf yang dilatih, dievaluasi, dan diperbaiki secara periodik. Oleh karena itu, perlu pengembangan HDP dan pelatihan terus menerus.
Strategi pelatihan berbeda-beda. Disamping pendampingan tatap muka In House Training, pengembangan lainnya adalah menggunakan cara e-learning melalui web www.bencana-kesehatan.net. Diharapkan dengan pengembangan HDP berdasarkan e-learning ini akan meringankan biaya rumah sakit-rumah sakit dalam menyusun HDP secara mandiri. Dalam hal ini, strategi pendanaan pelatihan yang bertumpu pada pendekatan e-learning menjadi hal penting untuk dibahas.
Selain kegiatan pendampingan Hospital Disaster Plan (HDP), PMPK juga terlibat dalam pendidikan S1 Fakultas Kedokteran dan program Pasca Sarjana bencana di UGM. Seperti kita ketahui bahwa peran Universitas dalam penanggulangan Bencana sangat penting karena salah satu alasannya berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Melalui keikutsertaan dalam penanggulangan bencana, dapat dikatakan bahwa perguruan tinggi melakukan tanggungjawabnya untuk mengabdi kepada masyarakat.
Salah satu alasan lain keterlibatan perguruan tinggi adalah tersedianya banyak sumberdaya. Contoh: Fakultas Kedokteran memiliki banyak dokter, residen, perawat, laboratorium dan biasanya perguruan tinggi memiliki jaringan komunikasi dan informasi yang luas dan dapat dimanfaatkan sewaktu mobilisasi dan mitigasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu, seminar ini diselenggarakan secara paralel dengan Pameran Ilmiah tentang pengalaman FK UGM dalam menangani bencana di berbagai kejadian di Indonesia serta penjelasan kurikulum bencana di S1 FK UGM dan S2 bencana di UGM.
Tujuan Seminar
- Mendiskusikan seberapa perlunya Rumah Sakit mempunyai Disaster Plan.
- Untuk mengetahui lebih jelas kebijakan pemerintah terhadap penyusunan Hospital Disaster Plan.
- Membahas pengalaman beberapa Rumah Sakit dalam menangani situasi bencana.
- Membahas strategi untuk pendanaan pelatihan Hospital Disaster Plan dengan menggunakan e-learning dan tatap muka
Pembicara Seminar:
- dr. Suci Melati Wulandari - WHO EHA
- dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes. - Direktur BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI
- dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD.
- Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD.
- dr. Bella Donna, M.Kes
- dr. Pudji Sri Rasmiati - Direktur Pelayanan Medik RS Bethesda Selaku Perwakilan PERSI DIY
- dr. Gandung Bambang Hermanto - Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul
Topik Yang dibahas:
- Perspective on Hospital Emergency Prepardeness (dr. Suci Melati Wulandari)
- Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan (dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes.)
- Pengembangan modul HDP (dr. Hendro Wartatmo, Sp.BKD)
- Bagaimana Rumah Sakit dapat mendapatkan anggaran dalam menyusun Hospital Disaster Plan (Prof. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD)
- Pengenalan materi melalui web (e-learning) (dr. Bella Donna, M.Kes)
- Kesiapan Rumah Sakit dalam penyusunan Hospital Disaster Plan (dr. Pudji Sri Rasmiati)
- Pengalaman RS dalam menyusun Hospital Disaster Plan (dr. Gandung Bambang Hermanto)
Peserta Yang mengikuti seminar dari berbagai institusi, yaitu:
- Pimpinan dan Staf yang bertanggung jawab pada manajemen bencana di Rumah Sakit
- Pimpinan Dinas Kesehatan
- Pimpinan dan dosen Fakultas Kedokteran
- Dosen/peneliti/pemerhati bidang manajemen bencana
- Mahasiswa S1, S2 dan S3
Seminar yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 November 2011 dengan agenda dan materi sebagai berikut:
Waktu |
Kegiatan | Fasilitator |
08.00 – 08.30 | Registrasi Peserta | Panitia |
08.30 – 09.15 | Pembukaan: Direktur PMPK FK UGM – dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D Pengantar Seminar: dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD |
MC |
09.15 – 10.00 | Perspective on Hospital Emergency Preparedness Oleh: dr. Suci Melati Wulandari – WHO EHA |
|
10.00 – 10.15 | Coffee Break | |
10.15 – 11.00 |
Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan (Direktur BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI) |
Moderator: dr. Handoyo Pramusinto SpB-S |
11.00 – 11.30 | Kunjungan Pameran Ilmiah Pengalaman FK UGM dalam Berbagai Bencana dan Kurikulum di Pendidikan S2 Kedokteran |
Lobby Auditorium FK UGM |
11.30 – 12.30 | ISHOMA | |
12.30 – 14.30 |
Workshop Pengembangan Modul dan Strategi Pengembangan Modul Hospital Disaster Plan Strategi Pendanaan Hospital Disaster Plan melalui Pengenalan materi pembelajaran melalui web (e-Learning) |
Fasilitator: dr. Bella Donna, M.Kes |
14.30 – 14.45 | Coffee Break | |
14.45 – 15.30 |
Kesiapan Rumah Sakit dalam penyusunan (Direktur Pelayanan Medik RS Bethesda-Perwakilan PERSI DIY) |
Moderator: dr. Bella Donna, M.Kes |
15.30 – 16.15 |
Pengalaman RS Panembahan Senopati Bantul dalam (Wakil Direktur Pelayanan RS Panembahan Senopati Bantul) |
|
16.15 |
Penutupan |
Pelaksanaan Kegiatan seminar
Seminar dibuka secara resmi oleh Direktur Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D. dalam pidato pembukaannya beliau menjelaskan bahwa dalam seminar yang dilaksanakan pada hari ini, ada 3 kata yang penting adalah disaster, planning, capacity building. Terkait dengan disaster, letak geografis Negara kita berada pada kawasan bencana, seperti di Yogyakarta banyak sekali bencara antara lain letusan gunung merapi, gempa bumi, putting beliung dan yang sekarang dikhawatirkan adalah banjir lahar dingin. Sudah banyak warning tentang bencana dalam jangka pendek, BNPB mengatakan bahwa akan ada beberapa bencana tahun 2012 seperti banjir, gempa dan juga 40 gunung akan berapi aktif. Untuk itu kita memiliki kepentingan dalam mengelola bencana yang akan terjadi agar rumah sakit siap dalam menghadapi bencana ini. Dari segi planning, rumah sakit harus siap dalam perencanaan manajemen bencana. PMPK mempunyai gagasan untuk membentuk divisi bencana setelah terjadi bencana di Bantul. Kegiatan yang diutamakan, yaitu Service berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat; Research dalam hal ini untuk mendokumentasikan beberapa penelitian dan pembelajaran mengenai bencana yang hasilnya dapat dilihat di pameran. Capacity building yaitu untuk meningkatkan kapasitas terkait dengan hospital disaster plan yang bekerjasama dengan WHO dan Kementerian Kesehatan. Melalui seminar ini kita mengajak seluruh peserta untuk mendiskusikan mengenai bagaimana meningkatkan capacity dalam pengelolaan bencana.
Sambutan selanjutnya oleh Senior Konsultan Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM, dr. Hendro Wartatmo, Sp.B., KBD, menjelaskan bahwa dalam manajemen dari pengelolaan bencana meliputi 3 aspek yaitu disaster, planning, building. Manajemen bencana merupakan ilmu baru yang perlu dikaji terus, begitu barunya, di indonesia ini ada 30 definisi dari bencana. Dapat kita bayangkan bahwa manajemen bencana merupakan ilmu yang baru dan masih terpisah-pisah di beberapa sektor. Hal ini merupakan tantangan bagi kita dalam mengembangkan ilmu ini, karena kita merupakan konsumen bencana yang paling banyak dengan frekuensi bencana yang paling sering. Beliau berharap, melalui pelaksanaan seminar kita kali ini rumah sakit dapat membuat Hospital disaster plan yang operasional dan sesuai dengan kebutuhan serta tidak hanya menjadi syarat akreditasi.
Sesi I: 09.15 – 10.00 WIB
Sesi pertama disampaikan oleh WHO EHA (Emergency Humanitarian Action), dr. Suci Melati Wulandari. Materi yang dipresentasikan berjudul Hospital in Emergency. Dalam penyampaiannya, dr. Suci menjelaskan tentang regional konteks: mengenai regional WHO yang ada, issue penting dari program WHO dan isu kesehatan dalam konteks bencana serta bagaimana peran dari rumah sakit, fokus penting dalam menjaga fasilitas kesehatan agar tetap aman dari bencana karena lebih sulit dan lebih mahal merehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat bencana daripada membangun fasilitas tahan bencana serta rencana kesiapan kegawatan rumah sakit (Hospital Emergency Preparedness Plan). Hal ini dimaksudkan agar fasilitas kesehatan masih bisa berfungsi meskipun pada saat bencana. Sesi ini dipandu oleh moderator, dr. Bella Donna, M.Kes, dan ditutup setelah dilakukan diskusi dengan para peserta oleh narasumber.
Sesi II: 10.15 – 11.00 WIB
Sesi kedua oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan (BUK) Rujukan Kementerian Kesehatan RI, dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes. yang menyampaikan materi berjudul Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan. Beliau menjelaskan tentang SPGDT-S (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Sehari-hari), siklus manajemen bencana yang dimulai dari saat bencana adalah fase respon, fase rehabilitasi, setelah bencana dilakukan rekontruksi, pencegahan dan mitigasi kemudian kesiapsiagaan bencana, SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu). Selain itu, dijelaskan juga mengenai pasal-pasal terkait pengelolaan bencana di rumah sakit (UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit). Pada sesi ini di pandu oleh dr. Handoyo Pramusinto Sp.B-S selaku moderator dan ditutup setelah Tanya jawab dengan peserta seminar.
Sebelum sesi istirahat dan makan siang, peserta seminar melakukan kunjungan ke Pameran Ilmiah Pengalaman FK UGM dalam Berbagai Bencana dan Kurikulum di Pendidikan bencana di UGM.
Workshop: 12.30 – 14.30 WIB
Pengembangan Modul dan Strategi Pendanaan Hospital Disaster Plan melalui pendekatan e-learning
Sesi siang menggunakan metode Workshop dengan tema Pengembangan Modul dan Strategi Pendanaan Hospital Disaster Plan melalui pendekatan e-learning dengan Narasumber: dr. Hendro Wartatmo, Sp.B. KBD; Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D: dan dr. Bella Donna, M.Kes selaku narasumber dan moderator pada sesi ini.
Penyampaian materi pertama pada workshop ini oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD dengan topik Pengembangan Modul Hospital Disaster Plan. Penanggulangan kegawatdaruratan terdiri atas 2 fase yaitu fase rumah sakit dan fase pra-rumah sakit yaitu dari tempat kejadian dan transportasi menuju ke tempat pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit. Sedangkan pada fase rumah sakit merupakan penanganan korban yang sudah sampai rumah sakit. Dalam medical responses dalam hal ini fase akut, bahwa pada saat sampai rumah sakit bisa terjadi chaos dan bisa terjadi penanganan yang baik. Beliau juga menjelaskan konsep awal dari hospital disaster plan, komponen-komponen yang ada dalam hospital disaster plan dan modul penyusunan HDP serta proses penyusunannya. Sesi dr. Hendro ditutup dengan tanya jawab dengan peserta.
Sesi kedua dan ketiga dalam workshop ini dilakukan secara panel oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D dengan judul Strategi Pendanaan Hospital Disaster Plan melalui pendekatan e-learning: dan dr. Bella Donna, M.Kes dengan Pengenalan materi pembelajaran melalui web (e-Learning). Prof. Laksono dalam pemaparannya menjelaskan tentang perencanaan keuangan yang bersifat strategis serta langkah-langkah untuk perencanaan dan sumber dana yang bisa digunakan. Sementara itu, dr. Bella Donna, M.Kes menjelaskan pengenalan materi pembelajaran melalui web (e-learning). Dalam pemaparannya, beliau memberikan contoh penggunaan web yang dimiliki oleh PMPK FK UGM dibawah pengelolaan Divisi Manajemen Bencana: www.bencana-kesehatan.net, yang menyediakan fasilitas open source untuk referensi yang berhubungan dengan bencana, program-program yang dilakukan oleh Divisi Manajemen Bencana serta liputan penanggulangan bencana yang pernah dilakukan oleh FK UGM. Fokus dalam sesi ini adalah pada bagian kegiatan Hospital Disaster Plan, dari (1) Komponen/Cheklist Hospital Disaster Plan (2) Kegiatan Pelatihan Hospital Disaster Plan, serta contoh dari (3) Kegiatan Training RSUD Sidoardjo. Di akhir workshop siang, peserta diajak untuk berdiskusi mengenai materi yang disampaikan
Sesi III: 14.45 - 16.15 WIB
Setelah sesi workshop, dilanjutkan dengan sesi paralel dua narasumber: dr. Pudji Sri Rasmiati, Sp.B., MPH selaku Perwakilan PERSI DIY dengan dr. Gandung Bambang Hermanto, Wakil Direktur Pelayanan RS Panembahan Senopati Bantul, yang dipandu oleh moderator dr. Bella Donna, M.Kes. Sesi ini diawali dengan penyampaian oleh dr. Pudji mengenai Peran PERSI dalam Pengembangan SDM RS untuk penanggulangan Krisis Kesehatan akibat bencana. Peran yang dimaksud adalah dalam beberapa kondisi bencana baik kondisi tenang, kondisi saat bencana serta kondisi pasca bencana. Sementara itu dr. Gandung memberikan sharing pengalaman dalam melakukan penyusunan Hospital Disaster Plan Panembahan Senopati Bantul yang bekerjasama dengan PMPK FK UGM Divisi Manajemen Bencana. Beliau memberikan contoh bagaimana proses dari penyusunan hospital disaster plan yang sudah mereka susun dan komponen dari hospital disaster plan yang dimiliki.
Dengan berakhirnya sesi III, maka rangkaian kegiatan seminar ditutup. Penutupan kegiatan disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B. KBD., beliau berharap setelah acara seminar ini, rumah sakit bisa menyusun hospital disaster plan yang operasional sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan wilayahnya. Bagi rumah sakit yang dalam tahap menyusun hospital disaster plan bisa melanjutkan penyusunannya sampai terbentuk suatu hospital disaster plan yang operasional.