PKMK - Indonesia akrab dengan kejadian bencana, hal ini tidak boleh membuat Indonesia “biasa” dengan bencana. Bencana tetaplah bencana yang medatangkan dampak buruk jika Indonesia tidak siap menghadapinya. Suatu hazard atau hal-hal natural yang terjadi pada alam yang menyebabkan bencana memang tidak bisa dicegah. Gunung meletus tetap akan meletus pada waktunya. Namun, diperlukan upaya manusia untuk berusaha membuat sesuatu yang natural itu tidak menjadi bahaya bagi dirinya. Misalnya, mengevakuasi diri dan keluarga yang jauh dari kemungkinan aliran larva dan gas awan panas. Bisa juga dengan membuat saluran larva agar tidak melebar ke pemukinan warga dengan luas. Dengan demikian, gunung tetap meletus, tetapi minim korban akibatnya.
Banyak bencana yang dihadapi Indonesia pasti memberikan pelajaran dan pengalaman. Kebangkitan pasca bencana selanjutnya adalah mendeteksi apa yang akan terjadi kemudian, apakah bencana serupa akan berulang atau akan ada bencana baru lainnya lagi. Lalu menjawab dimana kira-kira bencana itu akan terjadi, kapan waktunya, bagaimana terjadinya, dan harus bagaimana manusia disekitarnya. Hal inilah yang harus dijawab sebagai upaya kita melakukan Risk Assessment. Selanjutnya melakukan manajemen risiko bencana.
Berdasarkan hasil Seminar Nasional Perubahan Iklim di Indonesia : Manajemen Risiko Bencana akibat Perubahan Iklim (29/12/2012) di UGM Yogyakarta, diperoleh fakta bahwa penting sekali melakukan adaptasi mitigasi bencana di Indonesia sebagai berikut :
- Mampu memprediksi dan mengurangi risiko bencana seawal mungkin
- Mengetahui risiko dari kemungkinan bencana dan melakukan tindakan pencegahan
- Membangun kesadaran luas terhadap bencana