Review oleh Madelina
Climate change tidak berpengaruh akut dan langsung pada status kesehatan masyarakat. Namun, dampak climate change telah dirasakan akhir-akhir ini. seperti penelitian yang dilakukan oleh Adeboyejo, Lirvhuwani, dan Shonisani yang dipublikasikan Maret 2012 dengan judul Impact of Climate Change on Children’s Health in Limpopo Province, South Africa. Penelitian mencoba mencari pengaruh climate change terhadap kejadian penyakit pada anak 0-13 tahun. Kemudian, dikumpulkan data cuaca dan rekam penyakit anak di rumah sakit selama 20 tahun (1990-2010).
Penelitian ini menghasilkan bahwa statistik cuaca menunjukkan pemanasan dan curah hujan tinggi yang fluktuatif tetapi cenderung mengalami peningkatan selama 20 tahun ini, terutama pada daerah subtropis. Sedangkan insiden penyakit pada anak didominasi penyakit infeksi dan pernapasan. Insiden tertinggi adalah diare (42,4 persen), infeksi pernafasan (31,3 persen), asma (6,6 persen), dan malaria (6,5 persen). Setiap peningkatan suhu akan berdampak 1,329 kali terhadap insiden penyakit. Analisis regresi menunjukkan kemungkinan terjadinya peningkatan pada penyakit diare dan infeksi pernafasan dari 2010 hingga 2050 (prevalensi rate 0.08-0,14). Fakta ini memberikan peringatan kepada pemerintah dan seluruh masyarakat bahwa climate change berbahaya bagi kesehatan anak.
Upaya utama yang dilakukan adalah bagaimana menyebarluaskan awareness kepada masyarakat bahwa climate change merupakan tantangan bagi kesehatan. Dengan demikian, masyarakat menjadi paham dan sadar bahwa perilaku (pemborosan energi listrik) dan aktivitas (emisi gas bermotor) yang tidak berwawasan lingkungan akan berdampak pada pemanasan global yang mempengaruhi climate change. Selain itu, peran keluarga juga perlu ditingkatkan dalam hal pengajaran higien sanitasi pada anak, terutama untuk mencegah penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan.
Pada tingkat yang lebih tinggi, peran pemerintah sangat besar untuk membuat kebijakan dalam rangka mitigasi dan adaptasi dampak climate change. Beberapa diantaranya, kebijakan pembatasan emisi gas bermotor dan industri, kebijakan deforestasi dan reboisasi, serta penyehatan lingkungan untuk mengurangi insiden penyakit diare.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa climate change sudah terjadi di daerah Afrika Selatan. Sebaiknya, climate change tidak saja berdampak pada kesehatan manusia tetapi lebih dulu berdampak pada pertanian, sosio ekonomi, dan kehidupan. Hal ini bukan hanya menjadi peringatan bagi Afrika Selatan melainkan juga daerah tropis, Indonesia misalnya.
Sumber:
Thompson AA, Matamaie Lirvhuwani, Kharidza SD. Impact of climate change on children’s health in Limpopo Province, South Africa. International Journal of Enviromental Research and Public Health, 9:831-854. 2012.