Outlook Manajemen Bencana di Tahun 2015
Bagaimana Pengembangan Manajemen Bencana dalam Penguatan Sektor Kesehatan Menuju Daerah Tangguh Bencana?
Latar Belakang : Posisi geografis dan geologis Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng aktif dunia (Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia) serta berada pada ring of fire menyebabkan wilayah Indonesia berpotensi terhadap ancaman bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api. Selain itu Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis menjadi rawan terhadap bencana akibat dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, longsor, dan penyakit. Data BNPB selama tahun 2014, 99 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi. Selama tahun 2014, puting beliung adalah jenis bencana paling banyak terjadi dengan 496 kejadian, kemudian banjir (458), dan longsor (413). Dalam 3 tahun terakhir bencana puting beliung telah menyebabkan 57 korban jiwa meninggal, 10.707 jiwa mengungsi, dan lebih dari 23.000 rumah rusak. Ancamannya makin meningkat baik di perkotaan dan perdesaan. Longsor adalah bencana yang paling mematikan selama 2014. Ada 343 orang meninggal dan hilang akibat longsor. Terakhir, longsor di Banjarnegara menyebabkan 99 jiwa meninggal dan 11 hilang merupakan bencana dengan korban terbanyak.
Kaleidoskop 2014: Berbagai macam kegiatan dalam manajemen bencana telah dilaksanakan selama tahun 2014, diantaranya seminar dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu upaya kesiapsiagaan yang telah dilaksanakan adalah rapat antara Kemenkes, Universitas, dan Dinas Kesehatan untuk merumuskan perpres terkait safe health facility. Beberapa kegiatan manajemen bencana di sektor kesehatan selama tahun 2014 telah dilaksanakan oleh divisi manajemen bencana PKMK FK UGM bersama dengan Pokja Bencana FK UGM seperti pengembangan hospital disaster plan di beberapa rumah sakit, pengembangan kurikulum bencana di FK, S2 IKM, PSIK dan S2 MMB UGM. Kegiatan divisi manajemen bencana PKMK UGM lebih lengkap dapat dilihat di kaleidoskop 2014.
Tantangan dan Peluang: Dalam situasi darurat bencana, sektor kesehatan memiliki peran penting dalam upaya penyelamatan jiwa manusia. Agar sektor kesehatan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka diperlukan adanya upaya manajemen bencana yang baik di sektor kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya, ketika bencana terjadi, koordinasi diantara sektor kesehatan belum berjalan dengan maksimal. Selain itu, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas belum siap menghadapi bencana. Masih banyak rumah sakit yang belum memiliki rencana penanggulangan bencana (hospital disaster plan). Dari ribuan rumah sakit yang ada di Indonesia, masih sedikit sekali rumah sakit yang sudah memiliki hospital disaster plan. Kemudian, masih banyak petugas kesehatan yang belum memiliki skill dan kompetensi yang memadai untuk bencana. Disamping itu, perlu adanya upaya pengarusutamaan manajemen bencana di sektor kesehatan ke dalam pendidikan formal. Masih sedikit universitas di Indonesia yang mengembangkan manajemen bencana dalam pendidikan formal S1, S2 maupun S3.
Berdasarkan tantangan yang ada, beberapa peluang di tahun 2015 yang dapat dikembangkan, antara lain:
- Pengembangan rencana penanggulangan bencana daerah (regional disaster plan) dan rencana penanggulangan bencana sektor kesehatan dimulai dari puskesmas dan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan post 2015 Hyogo framework ; Penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal. Dan juga sesuai dengan nawa cita ke 3 yaitu membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
- Pemerintah bersama-sama dengan universitas perlu mengembangkan penelitian dan membentuk jejaring terkait pelatihan sesuai dengan bencana yang ada di masing-masing daerah.
- Peningkatan skill dan kompetensi petugas kesehatan melalui pelatihan teknis emergency.
- Pengembangan manajemen bencana ke dalam sektor pendidikan formal (Fakultas Kedokteran, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, Stikes).
Sasaran: Peluang kerjasama dapat dilakukan dengan :
- WHO, USAID, World Bank, BNPB, BPBD, PPKK Kemenkes, Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Universitas (dalam dan luar negeri) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tim Penyusun:
- Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD
- Dr. Handoyo Pramusinto, Sp.S
- Dr. Bella Donna, M.Kes
- Dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
- Sutono, S.Kp, M.Sc
- Sri Setyarini, S.Kp, M.Kes
- Oktomi Wijaya, SKM
- Madelina Ariani, SKM