Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang harus diprioritaskan dalam penanganan bencana. Bayangkan bahwa ada rentang waktu tertentu dimana anak terlepas dari pengawasan orang tuanya, pada jam sekolah misalnya. Di waktu-waktu inilah dituntut kemandirian anak untuk mampu menyelamatkan dirinya pada saat terjadi bencana. Menyadari hal ini, Pokja Bencana pada 10 Mei 2014 lalu berkesempatan memberikan pengabdian dengan mengajarkan materi mengenai kejadian bencana pada anak kelas 1 Sekolah Dasar Lempuyangwangi, Yogyakarta. Rata-rata siswa sudah mengenal berbagai macam kejadian bencana terutama yang kerap terjadi di Yogyakarta, hanya disayangkan bahwa siswa kurang mengetahui cara-cara penyelamatan diri pada saat terjadi bencana. Materi mengenai bencana sudah masuk pada kurikulum tahun 2013 dan saat ini sedang diujicobakan pada beberapa SD terpilih.
Pembaca website, di minggu ini kami menyajikan beberapa artikel yang mengkaji tentang pembelajaran bencana pada anak-anak, berserta tantangan dan studi kasusnya. Pertama, Buku saku yang berjudul Adolescent in Emergencies
Buku yang berasal dari Workshop Regional di Asia Pacific mengenai Adolescent in Emergency ini membahas empat hal penting, seperti What is an emergency and its related with adolescent, impact and vulnerabilities, promising approaches, and programming frameworks. Juga sebuah artikel dari International Journal of Emergency Management yang berjudul Towards Resilient Communities in Developing Countries through Education of Children for Disaster Preparedness
i. Artikel ini akan membawa pembaca alternatif pembelajaran bencana pada anak, bagaimana pembelajaran bencana terutama mengenai gempa bumi dapat diterima anak sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran yang menyenangkan tetapi mampu meningkatkan kesadaran mereka untuk dapat meningkatkan ketahanan atau keselamatan mereka. Pembaca dapat mengetahui tren kejadian bencana beberapa bulan ini dari bulletin bencana yang diterbitkan BNPB Berikut, Buletin Bencana Bulan April