Indonesia Symposium on Disaster Risk Reduction and Reselience
Banyaknya bencana yg terjadi di wilayah Asia Pacific mendorong jaringan APDR3 (Asia Pacific Disaster Risk Reduction) bersama pihak akademik, pemerintah, dan NGO untuk mengadakan diskusi dalam sebuah simposium. Tujuannya untuk mendekatkan keilmuan dengan pendekatan kemasyarakatan guna meningkatkan kapasitas lokal terkait pengurangan risiko bencana, khususnya wilayah Indonesia.
Simposium yg diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di USA, University of Hawaii Manoa, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Islam Indonesia ini berlangsung selama dua hari (13-14/6) di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa.
Bencana Hidrometeorologi Melonjak Hingga Pertengahan Tahun
Berdasarkan laporan BNPB melalui beberapa media cetak nasional, diprediksikan akan terjadi peningkatan bencana hidrometeorologi hingga pertengahan tahun ini. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung seringkali terjadi di Indonesia, sekitar 95 persen dari bencana yang terjadi. Walhi juga menyatakan banjir masih mendominasi bencana hingga saat ini di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Dinyatakan pula bahwa selama lima bulan ini telah terjadi 776 kejadian bencana dengan banjir 212 kejadian, tanah longsor 138 kejadian, puting beliung 195 kejadian, dan lainnya. Bencana melanda hampir 3846 desa pada 1548 kecamatan di 311 kabupaten. Banjir dan tanah longsor diprediksi akan terus meningkat karena adanya anomali suhu muka air laut yang menghangat di peraian Indonesia yang menyebabkan uap air melimpah dan intensitas curah hujan tinggi di beberapa daerah. Sedangkan, di beberapa daerah lain bisa terjadi kekeringan panjang dan gelombang laut tinggi.
Dengan adanya sosialisasi seperti ini, harapannya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah bisa melakukan persiapan dan peningkatan kapasitas guna menghadapi bencana yang mungkin terjadi. Begitu juga dengan Dinas Kesehatan harus bersiap menghadapi kejadian-kejadian penyakit yang erat hubungannya dengan perubahan lingkungan dan kejadian bencana, antara lain demam berdarah, diare, dan malaria.