Fenomena El Nino sering terjadi di Samudera Pasifik dan mampu memicu dampak terhadap cuaca di daerah terdampak termasuk wilayah Indonesia. El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di daerah sekitarnya. Adanya sirkulasi walker yang berputar sejajar dengan garis khatulistiwa mengakibatkan El Nino berdampak terhadap curah hujan di Indonesia. Dilansir dari BBC News, para ilmuwan di Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa El Nino sudah dimulai dan akan menjadikan 2024 sebagai tahun terpanas dunia. Sementara di Indonesia para peneliti sudah mendeteksi tanda-tanda El Nino berpotensi memicu kekeringan serta meningkatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). BMKG peringatkan potensi karhutla tujuh provinsi di Indonesia status siaga darurat dan akan mendapatkan perhatian khusus dari BNPB yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, status siaga darurat bencana karhutla dan kekeringan telah ditetapkan di seluruh provinsi tersebut per 29 Mei 2023. Antisipasi dampak El Nino terhadap karhutla dapat dilakukan dengan kolaborasi semua pemangku kepentingan, menyusun rencana kontingensi, meningkatkan kesadaran publik tentang dampak kebakaran karhutla, mengembangkan metode, teknik dan kebijakan serta penegakan hukum terkait penanganan bencana karhutla.