Kemungkinan dan ketidakpastian hujan lebat dan banjir di lembah tengah Sungai Yangtze telah meningkat karena pemanasan global dan urbanisasi yang terus meningkat. Sistem indeks penilaian risiko banjir dibangun berdasarkan teori ketahanan untuk menilai risiko banjir masyarakat dalam lingkungan yang berubah secara signifikan, dengan masyarakat sebagai badan utama untuk mengelola risiko banjir di perkotaan. Tingkat risiko banjir masyarakat di Wuhan dari tahun 2011 hingga 2020 dinilai dengan menggunakan Analytic Hierarchical Process (AHP) dan teori bukti Dempster-Shafer (DS), dengan menggunakan contoh masyarakat Wuhan. Temuan menunjukkan bahwa: (1) Bobot faktor penyebab bahaya adalah yang terbesar dan memiliki pengaruh paling besar terhadap risiko banjir di masyarakat. (2) Jika dilihat dari deret waktu, risiko faktor penyebab bahaya secara bertahap meningkat, sementara risiko yang terkait dengan tata kelola sistemik, pekerjaan perlindungan, dan kerentanan masyarakat terus menurun. Membangun masyarakat yang tangguh dan meningkatkan kemampuan manajemen risiko banjir harus menjadi prioritas bagi pemerintah, masyarakat, dan warga. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal MDPI