Media Indonesia.com, Gempa berkekuatan 6,8 pada skala Richter di Pulau Negros, Filipina, Minggu (5/2), menyebabkan tanah longsor di daerah pegunungan. Hingga kemarin, petugas penyelamat melaporkan jumlah korban meninggal bertambah menjadi 15 orang. Sebanyak 73 warga masih dinyatakan hilang.
Pemerintah setempat mengungkapkan Desa Planas, Guihulngan, merupakan wilayah yang menderita kerusakan dan korban jiwa terparah. Sebanyak 30 rumah di desa itu dilaporkan rusak parah.
Wali Kota Guihulngan Ernesto Reyes mengatakan gempa juga telah mengisolasi jalur transportasi dan komunikasi beberapa desa. Tim penyelamat yang terdiri dari tentara, petugas pemadam kebakaran, dan sukarelawan telah diterjunkan untuk membantu para korban.
Reyes menambahkan jumlah korban jiwa mungkin akan membuat kotanya kehabisan peti mati. "Kami tidak memiliki air dan listrik karena gardu listrik roboh. Jalan-jalan rusak, begitu juga dengan jembatan. Toko-toko juga tutup. Kami terisolasi."
Di sisi lain, puluhan orang yang dinyatakan hilang masih terus dicari. Pejabat setempat mengatakan mengalami kesulitan mengetahui jumlah pasti warga yang hilang karena aliran listrik dan jaringan telepon terputus. Jalan-jalan menuju daerah pegunungan juga tidak bisa dilalui akibat tanah longsor.
Pada kesempatan terpisah, komandan militer setempat Francisco Patrimonio dan beberapa pejabat terkait mengatakan sebagian korban meninggal karena tertimbun tanah longsor.
"Beberapa rumah pribadi runtuh, demikian juga gedung pengadilan dan sebagian pasar umum," tutur seorang pejabat kepolisian, Alvin Futalan.
Daerah lain yang juga terkena imbas gempa adalah desa di pegunungan La Libertad Solongon. Sejumlah orang dilaporkan terjebak dalam reruntuhan rumah mereka di kawasan itu.
Presiden Benigno Aquino III telah memerintah personel militer dari angkatan udara dan para penjaga pantai untuk membantu upaya penyelamatan para korban. Pemerintah menjelaskan jumlah korban tewas sangat mungkin akan bertambah.
Sebelumnya, gempa yang berpusat di lepas pantai Pulau Negros dengan kedalaman 20 km itu terjadi dengan serangkaian gempa susulan. Warga di kota-kota sekitar panik begitu terjadi gempa dan mereka berlari keluar dari gedung sekolah, pusat perbelanjaan, dan kantor.