YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Sejak beberapa hari terakhir ini, masyarakat digelisahkan dengan merebaknya Flu Singapura. Walau penyakit tersebut, tidak sampai menimbulkan kematian. Namun serangan penyakit itu, cukup menggelisahkan masyarakat.
Apalagi beberapa hari terakhir ini, penyakit tersebut sempat menyerang warga Jakarta dan sekitarnya. Bahkan tercatat ada 26 orang dewasa dan anak-anak serta balita di daerah itu positip terinfeksi virus Flu Singapura. Meski demikian, Dr Sumardi SpPD, KP, Pakar Penyakit Dalam Sepesialis Paru-Paru Fakultas Kedokteran UGM, menuturkan Flu Singapura bukanlah penyakit yang berbahaya.
Meskipun begitu, ia meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh virus coxsacie A16 (CA 16) dan EV71 ini, terutama jika terjadi pada balita. ''Masyarakat tidak usah panik dalam menghadapi kejadian ini karena virus Flu Singapura ini memang tidak mematikan. Namun begitu jangan menganggap enteng,'' katanya di Yogyakarta, siang tadi (12/2).
''Walaupun demikian, tetap perlu diwaspadai khususnya terhadap mereka yang mempunyai daya tahan tubuh rendah seperti anak-anak dan balita apalagi yang menderita asma, kelainan jantung dan paru-paru,'' tambahnya.
Lebih lanjut Sumardi menyebutkan, penderita yang terserang penyakit ini biasanya akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Apabila anak-anak yang menderita asma, kelainan paru-paru dan jantung terkena Flu Singapura dan daya tahan tubuhnya tidak bagus maka penyakit ini akan memperberat penyakit bawaannya.
Meski virus ini tidak sampai menimbulkan kematian, namun bisa memperberat atau bisa menimbulkan masalah lain terhadap penyakit sebelumnya. Misalnya, penderita memiliki penyakit lain seperti asma, jantung, paru-paru, dan ginjal. Apabila tidak diantisipasi, lanjut Sumardi, sengan daya tahan tubuh yang menurun akan memberatkan penyakit yang diderita bahkan mengakibatkan kematian.
Dalam Ilmu kedokteran, Flu Singapura dikenal dengan Hand Foot and Mouth Disease (HFMD). Gejala awal dari penyakit ini menyerupai flu pada umumnya seperti demam, sakit tenggorokan, pilek, tetapi disertai dengan munculnya bintil-bintil berwarna merah berisi cairan di telapak tangan, kaki dan mulut.
Flu Singapura memiliki masa inkubasi sekitar dua hingga empat hari Penyakit ini memang banyak menyerang anak-anak dan balita dan jarang menyerang orang dewasa karena memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat. ''Kalau menyerang orang dewasa biasanya yang muncul hanya sariawan,'' katanya.
Sumardi melanjutkan, tidak ada obat khusus yang digunakan untuk virus Flu Singapura ini. Biasanya dokter akan memberikan multivitamin untuk menaikkan daya tahan tubuh seperti yang biasa diberikan pada penderita influenza, obat penurun panas untuk mengatasi demam, dan salep untuk bintil-binti di kulit.
Menurut dia, virus ini belum ada obatnya penderita akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuhnya sudah membaik. Satu hal lagi, Flu Singapura mudah menular dan terjadi ketika kontak langsung saat bicara, batuk, dan bersin. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini, Sumardi menyarankan agar penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain terutama pada anak-anak yang rentan terhadap penyakit.