LUBUK SIKAPING--MICOM: Banjir bandang yang menghantam Nagari Simpang sampai ke Nagari Malampah mengakibatkan jalur alternatif dari Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman menuju Simpang Ampek, Pasaman Barat putus total.
Informasi yang dihimpun dari warga sekitar menyebutkan, jembatan di tengah-tengah hutan Malampah, Kecamatan Tigo Nagari rusak akibat banjir bandang yang terjadi Rabu (22/2) sore sekitar pukul 18.15 WIB. Akibatnya, masyarakat yang ingin pulang dari Pasaman Barat ke ke Lubuk Sikaping, Pasaman Timur harus melalui jalur Talu-Lubuk Sikaping yang mamakan waktu lebih lama satu jam perjalanan.
Tumpukan batu dan kayu-kayu besar akibat terjangan banjir bandang juga menghadang jalan di hutan Malampah. Warga tak bisa melaluinya baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Data sementara yang berhasil dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman menujukkan, kerusakan akibat banjir bandang yakni rumah yang hanyut 134 unit, rumah ibadah rusak enam unit, dan jembatan putus 13 unit.
Selain itu, sawah dan kebun rusak sekitar 221 hektare, empat los unit pasar Simpang rusak berat, demikian juga satu unit puskesmas pembantu, jalan kabupaten rusak sepanjang 500 meter, serta jalan negara 1.200 meter.
Sekitar 1.500 keluarga juga masih mengungsi di SMPN 1 Simpanga Alahan Mati, sementara kerugian materil diperkirakan mencapai Rp12,9 miliar. Kepala Badan Nasional Penaggungalangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif didampingi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Bupati Pasaman Benny Utama, dan Deputi II BNPB Dodi Ruswandi meninjau lokasi bencana banjir bandang di Pasaman melalui udara dengan helikopter, Jumat (24/2).
Rombongan bertolak dari Lapangan Gelora Tuangku Imam Bonjol Lubuk Sikaping menggunakan helikopter berkapasitas tujuh orang meninjau titik bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (22/2) sekitar pukul 18.15 WIB.
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Simpang Alahan Mati dan Tigo Nagari di Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat (Sumbar) terjadi akibat kerusakan daerah hulu di kawasan tersebut. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar menduga kerusakan wilayah itu akibat aksi pembalakan liar