Berdasarkan pemantauan "GM", sedikitnya 5.229 rumah di Kelurahan Andir dan Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, kembali terendam banjir. Luapan air setinggi 50 cm sampai 1,5 meter juga juga menggenangi ruas Jln. Andir Katapang, Jln. Siliwangi, dan Jln Anggadiredja.
Genangan banjir di sejumlah ruas jalan tersebut sempat menyebabkan kemacetan lalu lintas, karena banyak kendaraan memperlambat kecepatannya saat melewati genangan banjir. Sejumlah kendaraan roda dua banyak yang mogok saat melewati genangan banjir.
Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, rumah yang terendam di Kel. Baleendah tersebar di RW 09, 19, 20, 21, dan 28, Kampung Cieunteung sebanyak 1.814 unit yang dihuni 1.998 kepala keluarga (KK) atau 5.127 jiwa. Warga Cieunteung yang mengungsi sebanyak 60 KK (203 jiwa) di GOR Baleendah. Sampai Senin sore, ketinggian air masih mencapai sekitar 1,5 meter.
Sedangkan di Kelurahan Andir, banjir merendam 10 rukun warga (RW), yaitu RW 01, 02, 03, 05, 06, 07, 08, 09, 10, dan RW 13. Rumah yang tergenang banjir mencapai 3.406 unit yang dihuni 3.406 KK (11.844 jiwa).
Mengungsi
Sementara itu, korban banjir yang mengungsi ke SMA 10 Nopember sebanyak 15 KK (55 jiwa), Masjid Al Barokah 5 KK (25 jiwa), Masjid Al Hidayah 12 KK (50 jiwa), dan di gedung kwarcab sebanyak 23 KK (86 jiwa).
Kepala BPBD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, sebagian besar korban banjir masih bertahan di rumahnya masing-masing sambil berharap air segera surut. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, warga mulai mengungsi apabila ketinggian air sudah hampir menutupi atap bangunan.
"BPBD Kabupaten Bandung sudah menyiapkan posko pengungsian di Taman Kota Baleendah. Hanya untuk saat ini pengungsi Cieunteung masih dapat ditampung di GOR Baleendah. Apabila banjirnya semakin meluas, di Kecamatan Baleendah terdapat beberapa gedung yang bisa digunakan sebagai tempat pengungsian seperti GOR Wakauri, Gedung DPC PDI Perjuangan, dan Gedung Juang," kata Marlan didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Cecep Hendrawan di Baleendah.
Sementara itu, di Desa/Kec. Ciparay, puluhan rumah yang terendam banjir dengan ketinggian antara 1-1,5 meter itu, tersebar di Kp. Hujung RT 04/RW 02, Kp. Babakan Tarogong RT 02/RW 03, Kp. Bojong RT 01, 03, 04/ RW 06, dan Kp. Parigi RT 01/RW 07. Rumah-rumah yang terendam berada di sub-DAS Sungai Cirasea yang melintasi desa tersebut.
Kec. Rancaekek
Banjir juga merendam 959 unit rumah di Kec. Rancaekek. Di daerah ini ketinggian air mencapai 10-30 cm. Berdasarkan pemantauan "GM" di Desa Linggar, rumah yang tergenang air sebanyak 540 unit, sedangkan di Desa Sukamulya sebanyak 419 unit.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Desa Linggar, Asep Nanang S. saat ditemui "GM" mengatakan, banjir disebabkan pendangkalanSungai Cikijing dan Sungai Cimande. Sehingga, air meluber hingga ke jalan desa. "Air meluap sejak Minggu (26/2) sore dan hingga kini belum surut," kata Asep Nanang.
Sedangkan 540 rumah yang terendam meliputi RW 01 (60 rumah), RW 03 (75 rumah), RW 04 (30 rumah), RW 05 (52 rumah), RW 06 (150 rumah), RW 07 (125 rumah), RW 08 (78 rumah), dan RW 10 (150 rumah). Banjir juga menerjang Desa Sukamulya sehingga 419 rumah terendam.
Sekretaris Desa Sukamulya, Rohman Kadarsah mengatakan, rumah yang hingga kini masih terendam mencapai 413 unit di RW 05 Kampung Panuusan, Kampung Jelegong, RW 06 Kampung Rancapanjang, dan RW 07 Kampung Rancameong.
Camat Rancaekek, Drs. Meman Nurjaman menyatakan, penyebab banjir akibat pendangkalan sungai yang melintas di kawasan Rancaekek dan sekitarnya.