MEDAN - Dharma Wanita Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar bakti sosial di pengungsian Korban bencana erupsi Sinabung di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Jumat (23/5) kemarin.Selain melihat kondisi terakhir pengungsi, DW BNPB juga menyalurkan bantuan dan menghibur anak-anak pengungsi. Hingga kemarin masih ada 15.764 jiwa atau 4,985 Kepala Keluarga yang tinggal secara darurat di 32 titik pengungsian.
Bakti sosial dipimpin oleh Sekretaris Dharma Wanita BNPB Mien Wisnu didampingi Rita Budiarto dan Susilawati Saleh Idoan.Turut dalam kunjungan itu Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto dan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Ir Bernandus Winsu Widjaja dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Ir Saleh Idoan Siregar. Rombongan ini diterima oleh Sekda Kabupaten Karo Saberina Tarigan dan jajarannya.
Sekretaris Darma Wanita BNPB Mien Wisnu mengungkapkan bakti sosial ini mereka lakukan untuk menyalurkan bantuan dari berbagai pihak bekerjasama dengan DPW BNPB. Selain swasta dan donatur, bantuan diperoleh dari Dharma Wanita Kementerian Luar Negeri."Kami dari Dharma Wanita BNPB juga dititipi bantuan dari Dharma Wanita Kemenlu, karena berbagai keterbatasan mereka sulit untuk menyampaikan langsung ke sini," ujar Mien.Pihaknya berharap pasca erupsi Gunung Sinabung, masyarakat khususnya yang terdampak langsung dapat segera hidup normal kembali. Bisa memulai beragam aktifitas seperti sebelum bencana terjadi. "Harapan kami, para korban dapat melanjutkan kehidupan dalam kondisi lebih baik," sebutnya.Selain memberikan bantuan logistik, ibu-ibu Dharma Wanita juga membawa bingkisan untuk anak-anak pengungsi berisi makanan ringan dan susu.Anak-anak pengungsi yang tengah bermain bersama para volunter langsung menyambut gembira hadiah kecil tersebut. Senyum dan tawa menghiasi wajah anak-anak yang sudah lebih delapan bulan tinggal di pengungsian."Kasihan mereka sudah 8 bulan tidak tidur bersama orangtuanya, karena tempat tidur anak-anak terpisah," jelas Sekda.Rombongan mengunjungi tiga lokasi pengungsi yaitu Posko GBKP Kantor Klasis, GBKP Kota Kabanjahe dan Mesjid Agung. Pada setiap posko yang dikunjungi, ibu anggota Dharma Wanita berdialog dengan para pengungsi.
Tak lupa mereka meninjau dapur umum dan membeli hasil kerajinan karya pengungsi seperti anyaman sumpit, ukiran kayu dan makanan ringan.Menurut ketua posko, hasil penjualan selain untuk tambahan penghasilan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.Sekda Karo mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan, teruma sembako yang memang sangat dibutuhkan para pengungsi.
Data dari Posko induk saat ini sebanyak 15.764 jiwa atau 4,985 Kepala Keluarga masih tinggal di 32 titik pengungsian. Menurut Saberina ada sembilan desa dan satu dusun yang sebenarnya sudah boleh pulang, namun tidak dapat kembali karena rumah dalam kondisi rusak.Kendala yang dihadapi saat ini adalah minimnya pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Hal tersebut disebabkan adanya kerusakan pada mesin pompa air. Para pengungsi saat ini membutuhkan sebanyak 246.561 lembar seng untuk memperbaiki rumah penduduk di 9 desa dan satu dusun agar warga dapat kembali ke kediaman.