Adapun banjir terparah terjadi di New South Wales. Pemerintah telah mengevakuasi 8.000 penduduk di kota pedalaman Wagga Wagga. Kemarin, air telah melampaui ketinggian tanggul dengan kedalaman 11 meter dan telah menggenangi ratusan rumah warga, termasuk di distrik bisnis utama. Warga dipindahkan ke pengungsian di sekolah-sekolah. Pusat kota yang berpenduduk 60 ribu jiwa itu tampak sepi.
Polisi, militer, dan aparat dikerahkan membantu warga. "Kondisi banjir telah mencemaskan warga Wagga Wagga," kata Perdana Menteri Julia Gillard. Media lokal menggambarkan adanya kepanikan warga saat banjir datang.
Pemerintah belum memastikan jumlah kerugian. "Tidak mungkin menghitung kerusakan hingga banjir mereda banjir," ujar Gillard di Canberra. Yang pasti, banjir telah merusak tanaman sorgum, kapas, dan kedelai. Adapun tanaman musim dingin telah dipanen sebelum banjir terjadi.
Pejabat New South Wales, Barry O'Farrell, mengatakan telah menyiapkan anggaran darurat US$ 530 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun.
Awal tahun lalu, Australia diterjang banjir yang menewaskan 35 orang serta menggenangi 30 ribu rumah, jalan, dan jembatan. Banjir juga merusak tambang batu bara dan menghambat pertumbuhan ekonomi.