KUPANG--MICOM: Bupati Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Paul Viktor Mella melaporkan jumlah korban banjir di daerah itu bertambah dari sebelumnya 1.660 orang menjadi 5.437 orang.
Korban bertambah setelah pemerintah melakukan pendataan ke desa-desa yang berbatasan dengan Desa Noemuke, Kecamatan Amanuban Barat, yang pertama kali diterjang banjir bandang. Desa yang turut dilanda banjir yakni Oebelo, dan dua desa di Kecamatan Kualin yang berbatasan dengan Amanuban Barat, yakni Toineke dan Tuafanu.
Penambahan jumlah korban tersebut berasal dari Toineke 728 keluarga (1.308 orang), Tuafanu 25 keluarga (100 orang), Kualin 50 keluarga (276 orang), dan Oebelo 627 keluarga (3.135 orang). "Korban banjir yang sudah terdata 1.855 kelurga atau 5. 437 jiwa. Pendataan masih terus dilakukan pemerintah desa dan kecamatan," katanya saat dihubungi, Senin (12/3).
Ia mengatakan warga korban banjir yang sebelumnya mengungsi ke tempat yang lebih tinggi telah dievakuasi ke gedung gereja dan puskesmas. Bantuan bahan makanan untuk korban juga sudah dikirim dari ibu kota kabupaten dan dari Kupang. Adapun warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan serius, tidak mengungsi. Warga yang mengungsi umumnya takut terjadi banjir susulan sehingga memilih menyelamatkan diri.
Di lokasi pengungsian, pemerintah setempat juga telah membangun dapur umum. Namun, satu dusun di Desa Noemuke dilaporkan belum menerima bantuan makanan. "Ada satu dusun di Desa Neomuke yang belum bisa dikirim logistik karena jalan menuju desa itu sulit dilewati kendaraan. Tapi kita pastikan bantuan segera tiba di sana," katanya