Arus pengungsian itu dimulai Senin (19/3/2012) malam. Warga meninggalkan rumah dan harta benda masing-masing ke Desa Kuajang yang letaknya lebih tinggi, karena merasa khawatir akan datangnya angin puting beliung susulan.
Kekhawatiran itu makin besar setelah beredar isu gelombang tsunami yang beredar melalui layanan pesan singkat (SMS) dan dari mulut ke mulut. Dalam SMS itu disebutkan akan terjadi tsunami di wilayah pesisir pantai Polewali Mandar. SMS itu meresahkan warga meskipun sebelumnya tidak ada gempa bumi di wilayah itu.
"Kita takut Pak jangan-jangan betul terjadi tsunami seperti di sms,"ujar Nurliah, salah satu warga yang mengungsi.
Untuk mengantisipasi semakin banyaknya warga yang mengungsi, jajaran Kepolisian Resor Polewali Mandar bersama bersama aparat desa setempat mengimbau warga agar kembali ke rumah masing-masing dan tidak panik karena isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
"Kami telah mengimbau warga agar kembali ke rumah masing-masing karena ini hanya kisu menyesatkan,"ujar Samsuddin, kepala desa Tonyaman.
Sebagian warga tadi malam memang akhirnya pulang, namun masih banyak yang memilih tinggal di tempat mengungsi dan enggan pulang. Hingga saat ini puluhan kepala keluarga masih mengungsi di sejumlah rumah penduduk yang terletak didataran tinggi di desa kuajang.
Sejumlah warga mengaku baru akan kembali ke rumah jika Rabu (2/3/2012) ini tidak terbukti ada tsunami seperti isu yang beredar. Jajaran Polres Polewali Mandar sendiri masih menyelidiki sumber isu tsunami yang meresahkan warga itu.
Bencana angin puting beliung yang menerjang wilayah Polewali Mandar pada Senin malam sendiri mengakibatkan 125 rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya ambruk dan rata dengan tanah. Hingga saat ini sejumlah korban puting beliung yang kehilangan tempat tinggal masih tinggal di rumah tetangga atau sanak famili