SAMPANG, KOMPAS.com - Genangan air selama tiga hari akibat banjir bandang di tiga desa di Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, masih menjadi mimpi buruk bagi warga. Setelah perginya banjir, rumah-rumah mereka masih dipenuhi dengan lumpur dan sampah kiriman dari daerah utara Kabupaten Sampang. Kini, warga diresahkan dengan sulitnya mendapatkan air bersih. Pasalnya sumur mereka sudah tercemari air banjir berwarna kuning kecoklatan.
Bagi warga yang tidak memiliki alternatif air bersih lagi, terpaksa menggunakan sumur yang sudah tercemari itu. Seperti dialami warga di Desa Pasean. Homsatun (45) mengaku, untuk mandi dan mencuci tetap menggunakan air berwarna kecoklatan di sumurnya. "Saya tidak punya uang untuk membeli air bersih untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Sebab suami saya hanya tukang becak," ungkapnya, Senin (9/4/2012).
Untuk kebutuhan masak dan minum, ibu tiga anak ini terpaksa membeli seharga Rp 2.000 per jeriken ukuran 50 liter. Selama banjir kemarin, tidak semua warga yang menjadi korban banjir menerima bantuan dari pemerintah setempat. Hanya warga yang bisa dijangkau saja yang menerima bantuan. "Mana ada bantuan sampai ke saya, selama saya di sini tidak ada bantuan apa pun. Katanya kalau banjir dapat makanan, mulai kemarin saya dan keluarga saya hanya makan singkong," keluh Fifin (36) warga Desa Pangung.
Selain mengalami kesulitan air bersih, beberapa warga juga mengalami gatal-gatal, terutama anak-anak. Farihah, warga Desa Gunung Maddeh menuturkan, anak-anak yang bermain di saat banjir selama dua hari, kini mulai diserang gatal-gatal. Pihaknya berharap, ada penanganan dari Dinas Kesehatan Sampang, karena dikawatirkan gatal-gatal tersebut bisa berdampak kepada penyakit lainnya.