TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Infrastruktur pencegah bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia masih minim. Kini, dibutuhkan 1000 buah sirene guna mempermudah proses evakuasi dan meminimalisir korban.
"Kita butuh 1000 sirene untuk seluruh Indonesia," kata Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam konperensi pers tentang "Pembelajaran Gempa Aceh 8,5 SR, Antisipasi Megathrust dan Rencana Masterplan Gempa Tsunami di Indonesia," Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Ada dua permasalahan pelik kata Sutopo yang kini dihadapi pemerintah dalam penanggulangan bencana khususnya Tsunami. Dua permasalahan tersebut adalah masalah infrastruktur yang belum memadai dan masalah kultur budaya setempat.
Infrastruktur sendiri, lanjut Sutopo, jumlah dan kualitasnya belum memadai di seluruh Indonesia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 34 sirene, jumlah itu sangat sedikit dari jumlah normal yang dibutuhkan.
Padahal, idealnya tiap 2 kilometer di sebuah wilayah harus dipasang sirene. Kondisi tersebut diperparah kultur masyarakat Indonesia yang tidak menjaga fasilitas yang ada.
Sementara untuk Buoy Tsunami, alat pemberitahu ke satelit bahwa Tsunami telah terjadi hanya ada 25 buah dan ironisnya hanya ada tiga yang berfungsi. Di Enggano, Bali, dan Selatan Jawa. Beberapa alat tersebut rusak karena ulah tangan manusia.
"Kita pernah menemukan Buoy Tsunami di Sulawesi. Padahal alat tersebut diletakkan di perairan dekat Papua. Alat tersebut rusak karena bagian-bagiannya diambil," pungkasnya.