"Gunung Lokon dalam kondisi siaga kritis dan bisa meletus kapan saja."
VIVAnews - Setelah meletus Selasa 24 April 2012 lalu, Gunung Lokon berangsur tenang. Namun, tiba-tiba ia kembali tidak stabil. Aktivitas gunung itu, yang terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, kembali meningkat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mendata, sejak pukul 12.00-18.00 WITA, terekam sebanyak 32 kali gempa vulkanik dalam, 70 kali gempa vulkanik dangkal, dan terdapat getaran vulkanik secara terus menerus dengan amplitudo maksimal 6 milimeter.
"Jarang sekali Gunung Lokon memberi sinyal seperti itu, tentu dengan melihat catatan peristiwa ini, Lokon dalam kondisi siaga kritis dan berpotensi terjadi letusan kapan saja. Letusan itu tak bisa diprediksi," ujar Kepala PVMBG, Surono, ketika dihubungi VIVAnews, Kamis malam, 26 April 2012.
Kejadian ini tak biasa. "Biasanya jeger (meletus) sekali. Dulu pernah berstatus Awas 10 Juli 2011, lalu tanggal 14 Juli meletus pertama kali, kemudian letusan semakin menurun, maka 24 juli 2011 statusnya turun ke siaga," tambah Surono. "Karakteristiknya dulu itu sekali meletus berhenti, kalau ini berkali-kali."
Surono menambahkan, pada tahun 1990-an, ada korban jiwa akibat letusan Lokon. Kini, ancaman gunung Lokon menjadi tinggi karena ada pemukiman yang lokasinya sangat dekat dengan kawah bawah. "Dan aktivitas di 2,5 kilometer ada penambangan pasir yang menjadi ladang ekonomi," tambahnya.
Hal yang cukup membahayakan yang terjadi saat ini, menurut Surono, yakni adanya lontaran material pijar dan hujan abu dengan intensitas sedang hingga tinggi. "Itu kemungkinan yang paling potensial," jelas pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.
Surono mengatakan, meskipun kondisi gunung Lokon saat ini tengah kritis, dia berharap masyarakat tetap tenang. Masyarakat belum perlu mengungsi. "Asalkan dalam radius 2,5 kilometer tidak ada aktivitas penduduk sama sekali," katanya.
Bangun Pengungsian
Meski minta masyarakat tenang, Surono juga mengingatkan, kewaspadaan wajib dimiliki. Ini berlaku baik masyarakat maupun pemerintah.
Ia mengaku telah meminta pemerintah daerah setempat untuk membuat persiapan. Salah satunya, membuat bangunan untuk pengungsian, jika sewaktu-waktu Lokon meletus besar. "Jangan sampai seperti Juli 2011 mengungsi ke sekolah, padahal anak-anak butuh sekolah," kata dia.
Yang tak kalah penting adalah membuat jalur alternatif Manado-Tomohon. "Saya khawatir kalau Lokon meletus besar, Tomohon bisa terisolir," kata dia. Jika jalan yang ada saat ini tertutup awan panas, misalnya, harus memutar untuk sampai Manado. "Ini membahayakan proses evakuasi."
Sampai sekarang, Surono mengatakan pebuatan jalan alternatif belum dilakukan. "Mungkin memang mahal, tapi ini urgen risikonya tinggi," kata dia.
Selain bermanfaat saat bencana, jalan ini di masa tenang bisa dimanfaatkan oleh para wisatawan yang ingin berwisata ke Lokon.
Pelatihan kesiapsiagaan di Lokon juga sangat penting dilakukan, karena gunung ini termasuk yang aktif. "Kalau tidak dilatih maka ada akan kepanikan seperti tahun lalu. Mengelola 5.000 warga dalam sekian jam itu tidak mudah, bisa menimbulkan kecelakaan dari kepanikan masyarakat," tambah dia. Dengan pelatihan, dia menambahkan,maka antisipasi bisa menjadi lebih baik.