Banjir laut pasang di Desa Sibuluan Raya, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin sore, menyebabkan ratusan warga yang tinggal di pinggiran pantai di daerah itu, terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Salah seorang warga Sapril Tambunan (46) di Pandan mengatakan, masyarakat di daerah itu menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi yang tidak dapat digenangi banjir laut pasang yang sedang "mengganas" itu.
Banjir laut pasang atau "rob" itu terjadi, menurut dia, dikarenakan sejak Senin sore hujan turun sangat lebat mengguyur daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), sehingga air laut pasang naik hingga ke daratan.
"Air pasang yang naik ke wilayah daratan mencapai setengah meter, sehingga masayarakat terpaksa harus mengungsi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Bahkan, jelas Sapril, warga yang mengungsi itu , sebahagian adalah para nelayan dan masyarakat yang rumah mereka berada di pinggiran Pantai Kalangan, Pandan dan Sibuluan.
Selain itu, banjir laut pasang terjadi disebabkan air Lubuk Tukko, Kabupaten Tapteng meluap secara tiba-tiba, sehingga menggenangi rumah warga di Desa Sibuluan Raya sekitar lebih kurang 378 Km arah barat Kota Medan.
Tidak ada warga yang hanyut atau menjadi korban jiwa pada peristiwa tersebut.
"Banjir laut pasang itu hanya berlangsung selama tiga jam, dan airnya sudah turun seperti biasa dan warga yang sempat mengungsi, sudah kembali ke rumah mereka masing-masing," ucap dia.
Dia menambahkan, banjir laut pasang sudah biasa terjadi di Tapteng, dan dalam satu tahun bisa saja terjadi dua atau empat kali.
"Setiap banjir laut pasang terjadi di Tapteng, masyarakat di daerah itu sudah mengetahui cara mengatasinya, dan mereka juga tidak perlu takut," ujarnya.
Ketika ditanya apa benar bendungan PLTU Sipan Sihaporas yang ada di Sibuluan mengalami jebol, Sapril mengatakan, informasi tersebut tidak benar.Namun yang benar adalah bendungan yang ada di dekat PLTU Sipan Sihaporas dibuka kran airnya, karena meluap.
Sebab, katanya, jika bendungan penahan air itu tidak dibuka petugas jaga bisa saja terjadi banjir besar. Hal ini harus dihindari dan sangat berbahaya bagi manusia.
"Masyarakat diminta waspada banjir dan jangan sampai lengah agar tidak terjadi korban jiwa," katanya
sumber: http://www.antaranews.com/