MAGELANG--MICOM: Hujan abu mengguyur sejumlah daerah yang berada di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, Minggu (15/7) malam.
Hujan abu bahkan dirasakan hingga Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang yang berjarak sejauh 20 km dari gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah - Yogyakarta tersebut.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio, mengatakan, hujan abu disebabkan di Gunung Merapi terjadi pelepasan tekanan gas disertai abu vulkanis.
Tekanan gas yang terjadi secara spontan dan mendadak ini mengarah ke sisi barat Merapi, sehingga dirasakan sebagai hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang dan sebagian Kabupaten Boyolali.
"Hal ini merupakan gejala yang tidak biasa dari Gunung Merapi. Namun, mengacu pada rekaman data sebelumnya hingga sekarang disimpulkan Gunung Merapi tidak mengalami peningkatan status dan masih berstatus aktif normal," katanya.
Petugas Pemantau Gunung Merapi di Pos Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Azwar Nur Munaji mencatat adanya guguran besar pada pukul 18.02 WIB.
Guguran vulkanis tersebut juga terdengar di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, Magelang, dan arahnya terdengar ke arah Sungai Senowo.
"Ada hujan abu agak kasar di sebagian wilayah Boyolali yaitu di Kecamatan Selo, serta di wilayah Magelang yaitu di Kecamatan Dukun meliputi kawasan Babadan, Sewukan, dan Krinjing," sebutnya.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak khawatir berlebihan dan tetap beraktifitas seperti biasa.
Petugas Pemantau Merapi di Pos Balerante, Klaten, Agus Sarnyata mengatakan, hujan abu akibat guguran lava terasa di dua desa, yakni Desa Selo dan Desa Srumbung. Sebelumnya ia mencatat ada guguran lava serta embusan asap sulfatara berdurasi selama 5 menit dengan ketinggian mencapai 500 meter.
"Guguran lava dan asap terjadi beriringan,"ujarnya.
Dugaan sementara guguran itu merupakan sisa erupsi 2010. Jarak pos pengamatan Balerante dari puncak Merapi sekitar 5,8 kilometer arah tenggara.
Relawan Merapi dan juga Humas SAR Kabupaten Magelang Ahmad Muslim menambahkan, ketika itu terdapat satu pendaki Merapi yang mengalami patah tulang di pos dua Selo, Boyolali.
"Mungkin pendaki panik dan berlari menyelamatkan diri sehingga kecelakaan,"tutupnya.