Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantu dana tanggap darurat tahap awal kepada Pemerintah Kota Padang senilai Rp 300 juta untuk korban bencana banjir bandang.
"Bantuan dana yang disalurkan itu, merupakan tahap awal pada masa tanggap darurat. Dalam prosedur tetap tanggap darurat perlu terlebih dahulu menyelamatkan manusia," kata Deputi Kedaruratan BNPB Dody Ruswandi di sela-sela peninjauan ke lokasi korban bencana di Padang, Kamis.
Bantuan diterima Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Bandara Internasional Minangkabau.
Menurut Dody, tim BNPB sudah turun ke lokasi bencana pertanda akan dimulainya tahapan-tahapan kegiatan pada masa tanggap darurat.
Infrastruktur fasilitas umum yang rusak berat akibat banjir bandang, seperti jembatan sehingga perlu dibangun segera secara darurat agar akses masyarakat kembali lancar.
Setelah itu, tambahnya, baru mengarah pada pembicaraan rencana untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah masyarakat yang rusak akibat air bah tersebut.
Sebab, tahap rehabilitasi dan rekonstuksi butuh data yang konkret setelah melalui tahapan validasi dan kajian terhadap pola pemulihan yang akan diterapkan untuk masyarakat korban bencana.
Direktur Bantuan Darurat BNPB, Harmensyah menambahkan, bantuan tahap awal diberikan untuk "emergency" pemenuhan kebutuhan pangan korban bencana sejak ditetapkan masa tanggap darurat.
Namun demikian, tak tertutup kemungkinan di masa tanggap darurat ada bantuan menyusul, sepanjang kalau ada laporan kebutuhan yang disampaikan pemerintah kota.
Menurut dia, selama sebulan ditetapkan pemerintah daerah masa tanggap darurat tentu tahap perbaikan fasilitas urgen yang berkaitan dengan masyarakat.
Data kerusakan akibat banjir bandang berdasarkan BPBD Padang, warga yang mengungsi sekitar 3.606 jiwa, terbanyak di Kecamatan Nanggalo.
Sedangkan rumah penduduk yang terkena dampak bencana, yakni rusak berat 95 unit dan rusak sedang 172 unit dan rusak ringan 249 unit. Sarana fasilitas umum, ruangan sekolah satu unit rusak berat, dan jalan rusak berat terdapat enam titik, jembatan rusak berat lima titik dan satu rusak sedang.
Selanjutnya irigasi rusak berat tercatat 11 titik dan rusak sedang satu titik, rumah ibadah (masjid dan mushala) sebanyak 11 unit rusak berat dan rusak ringan empat unit.
Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana air bah terjadi di sepanjang aliran Sungai Batang Kuranji pada Selasa (24/7) sekitar pukul 18.30 WIB, sekitar Rp7,54 miliar lebih.
Tujuh titik yang dihantam banjir bercampur lumpur, yakni di Limau Manis, Batu Busuk, Kampung Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk dan Tunggul Hitam