Pascabanjir yang melanda lima kecamatan di Kota Padang, Sumatera Barat, warga kini mulai kesulitan air bersih. "Warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan minum," kata Ita, warga Puah Padang, Jumat.
Menurutnya, warga terpaksa menggunakan air sungai yang berlumpur, kotor dan berbau untuk mandi dan mencuci pakaian. "Sedangkan untuk air minum, mereka harus rela membeli air bersih seharga lima ribu per galon," katanya.
Kondisi ini meresahkan para korban banjir. Jika hal ini berlangsung lama besar kemungkinan warga akan sakit seperti gatal-gatal dan diare akibat tidak ada air bersih.
"Salah satu upaya mencegah agar tidak terjadi kasus diare, perlu pasokan air bersih secara cepat," kata Ita.
Dia mengatakan, korban bencana banjir sebenarnya mendapatkan air minum bantuan dari donatur, tetapi tidak cukup.
"Air minum diberikan donatur itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari karena jumlahnya sedikit," katanya.
Dia menambahkan, selain membutuhkan air bersih, warga juga membutuhkan pakaian, saat terjadi banjir seluruh pakaian sudah kotor berlumur lumpur.
"Warga berharap pemerintah secepatnya mendisribusikan air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan pemerintah akan segera mendistrbusikan air bersih untuk korban banjir.
"Kebutuhan air bersih bagi masyarakat segera tertanggulangi dan pihak terkait sudah diperintahkan segera menyalurkan kebutuhan tersebut," katanya.
Dia menambahkan, PDAM Padang diminta mengirim mobil-mobil tangki pengangkut air bersih ke lokasi yang dilanda banjir bandang.
"Mobil tangki pengangkut air bersih ditempatkan di posko yang telah dibangun di lima kecamatan yang terkena musibah," katanya
sumber:http://regional.kompas.com