"Dari 170 pedukuhan ini dengan jumlah 140.000 jiwa. Untuk mengatasi bencana kekeringan, kami Bidang Sosial pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) membantu setiap kecamatan untuk menyuplai air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih," kata Kepala Bidang Sosial Dinsosnakertrans, Suyatmiatun di Gunung Kidul, Senin.
Ia mengatakan, setiap minggunya, Dinsosnakertrans membatu air sebanyak 41 tangki air bersih di delapan kecamatan yang masih kekurangan tangki air. Dengan enam mobil tangki bersama mobil tangki setiap kecamatan menyuplai air bersih kepada masyarakat.
"Untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut, kami juga menganggarkan dana sebesar Rp442 juta untuk kebutuhan air selama musin kemarau, sopir tangki, bahan bakar tangki dan perawatan tangki," kata Suyatmiatun.
Sasaran suplai air bersih Dinsosnakertrans, kata Suyatmiatun, yakni ke Kecamatan yang paling parah terjadi kekeringan yakni Kecamatan Girisubo sebanyak 35 pedukuhan, Kecamatan Rongkop sebanyak 28 pedukuhan, Kecamatan Tepus sebanyak 34 pedukuhan.
Sementara, di Kecamatan Tanjungsari sebanyak sembilan pedukuhan, Kecamatan Nglipar sebanyak 29 pedukuhan, Kecamatan Ngawen sebanyak 18 pedukuhan, Kecamatan Panggang sebanyak sembilan pedukuhan, Kecamatan Semin sebanyak delapan pedukuhan.
"Selain itu, data kekeringan di Kabupaten Gunungkidul mengakibatkan ratusan ribu jiwa masyarakat Kabupaten Gunung Kidul harus mengalami kesulitan mendapatkan air. Di Kecamatan Panggang ada 32.594 jiwa, Kecamatan Nglipar 7.216 jiwa, Kecamatan Tepus sebanyak 33.045 jiwa, Kecamatan Rongkop sebanyak 9.929 jiwa, Kecamatan Tanjungsari sebanyak 19.649 jiwa, Kecamatan Girisubo sebanyak 26.097 jiwa, Kecamatan Purwosari sebanyak 13.506 jiwa," kata Suyatmiatun
sumber:antaranews.com