Pemkab Bandung menetapkan siaga darurat kekeringan, dalam mengantisipasi kemarau berkepanjangan yang menyebabkan banyaknya kekeringan, Langkah itu diantaranya memberikan bantuan distribusi air bersih ke beberapa wilayah kecamatan yang mengalami krisis air bersih, disamping pemberian bantuan mesin pompa kepada warga yang mengalami kekeringan lahan pertanian.
“Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan maupun pemukiman, setiap saat kami memberikan himbauan dan peringatan ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan kepada wartawan, pada Senin (6/8) petang.
Marlan mengungkapkan, dampak dari musim kemarau sekarang ini, beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung mengalami krisis air bersih, di antaranya Kecamatan Pasirjambu, Soreang, Baleendah, Ciparay, Pacet, Majalaya, Solokanjeruk, Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka, Nagreg dan Cilengkrang.
Selain krisis air bersih, musim kemarau berdampak pula terhadap keringnya lahan pertanian seluas sekitar 3.000 hektare. Menurut Marlan, kekeringan lahan pertanian melanda Kecamatan Cikancung, Majalaya, Solokanjeruk, Bojongsoang, Kutawaringin, Margaasih, Katapang, Soreang, Banjaran, Pameungpeuk, dan Bojongsoang.
Menurutnya, terhitung sejak Mei 2012 hingga kini, telah terjadi beberapa bencana akibat kekeringan. Diantaranya bencana kebakaran permukiman 15 kali, kebakaran hutan satu kali, pencemaran air tiga kasus, serta krisis air bersih di 19 kecamatan.
Khusus dalam penanganan krisis air bersih, BPBD telah menetapkan prioritas distribusi air bersih, masing-masing di Kecamatan Baleendah sebanyak 2.577 KK, pameumpeuk 988 KK, Cangkuang 180 KK, Soreang 250 KK, Pasirjambu 160 KK, Pacet 1.500 KK, Cicalengka 1.200 KK, Cikancung 2.200 KK, Paseh 700 KK, dan Kecamatan Dayeuhkolot 150 KK.
“Totalnya ada 10.165 KK yang menjadi perhatian kami bekerjasama dengan PDAM dan PMI Kabupaten Bandung.” katanya.
Dalam penetapan siaga darurat kekeringan, Pemkab Bandung melibatkan sedikitnya 15 instansi, diantaranya PDAM, PMI, UPTD Pemadam Kebakaran, Dispertasih, Dinas Sdape, Dinas Perhutbun, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Satpol PP. Polres Bandung, kodim 0609, Yon Zipur 3 dayeuhkolot, Yonif 330 Linud Nagreg dan UCS/TRC BPBD Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbuhut) Kabupaten Bandung, Tisna Umaran menambahkan, potensi ancaman kerugian di sektor pertanian pada musim kemarau di Kabupaten Bandung, bisa menyebabkan kerugian sekitar Rp20 miliar. Angka itu didapat dari ancaman puso terhadap sekitar 1.200 hektare sawah yang bisa mengakibatkan gagal panen gabah sebanyak 7.200 ton. Rata-rata satu hektare sawah bisa panen sebanyak enam ton.
"Tahun ini belum ada laporan puso. Namun ancaman puso terjadi di 1.200 hektare sawah, yang sedang sekitar 70 hektare. Kami berupaya agar tidak terjadi puso," kata Tisna. Dia menambahkan, pihaknya sudah mendapat tiga bantuan pompa untuk mengaliri persawahan dari pemerintah pusat. Ketiga pompa itu akan dioperasikan secara mobile, agar mudah membantu petani yang lahannya terancam kekeringan.
Tidak hanya pompa air. Pihak Distanbuhut juga akan membuat sumur pantek di 11 titik pada tahun ini, khususnya di wilayah yang terkena puso pada tahun lalu. Sumur itu akan disebar merata di 17 kecamatan yang terancam puso. "Kami ada pompa, dan berharap masyarakat bisa melakukan pemeliharaan. Yang paling parah ada di Cikancung, dan sumber airnya begitu jauh. Saya mengajak kolaborasi masyarakat untuk menyediakan pipa. Saya berharap petani juga bisa memberdayakan lahan, dengan tanaman yang punya nilai ekonomi, setelah panen padi," kata Tisna.