JAKARTA - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu malam (25/8) menimbulkan banjir bandang pada pukul 21.00 Wita. Menerjang enam desa dan memakan korban jiwa sebanyak dua orang. Tidak hanya itu, hingga kini satu orang masih dinyatakan hilang dan enam lainnya terluka.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, banjir tersebut juga membuat 356 KK atau sekitar 1.424 jiwa mengungsi. Itu dilakukan karena khawatir bakal memberi dampak lebih buruk pada warga. "Sudah 15 rumah yang hanyut," katanya.
Banjir bandang di Parigi kali ini memang cukup parah karena menimbulkan dua korban jiwa. Selain itu, dilaporkan kalau 51 rumah rusak berat, 100 rumah terendam lumpur, 2 gereja rusak, 1 puskesmas rusak berat, dan menyebabkan terputusnya jembatan jembatan Boyantogo dan Dolago yang merupakan trans Sulawesi.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan keenam desa yang diterjang banjir bandang. Keenam desa itu adalah Desa Boyangtongo, Desa Lemusa, Desa Dolago, Desa Gangga, Desa Nambaru dan Desa Tindaki, Kec. Parigi Selatan, Kab. Parigi Moutong, Prov Sulawesi Tengah. "Sampai saat ini dua desa masih terisolir," imbuhnya.
Parahnya kondisi membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) bersama TNI batalion 711 Kompi B Parigi, Tagana, Basarnas, instansi terkait dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat sejak Sabtu malam. Pendataan juga masih dilakukan karena banjir masih menyelimuti beberapa wilayah.
Tidak hanya di Parigi, banjir bandang juga menerjang Palu Timur, Kota Palu. Tepatnya, wilayah yang terendam adalah Kelurahan Besusu Timur dan Kel. Talise, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu. Air mulai masuk kedua wilayah itu sekitar pukul 22.00 Wita.
"Disitu juga ada dua warga yang meninggal karena banjir bandang. Jenazah sudah ditemukan tim SAR," tandas Sutopo. Saat ini, lanjutnya, warga masih mencari dua warga lain yang dikabarkan hilang. Banjir juga menyebabkan Sungai Poboya di Kota Palu meluap dan tanggul sungai jebol sepanjang 100 meter.
Kerusakan rumah juga dilaporkan sangat banyak, selain lima rumah telah hanyut, ada 200 rumah yang terendam lumpur. Total pengungsi dari dua wilayah itu memang lebih sedikit dibanding Parigi, yakni 32 KK atau 101 jiwa.
Atas dua bencana itu, Sutopo berharap agar warga dan Pemda diminta untuk siap siaga menghadapi Siklon Tropis Bolaven. Sebab, siklon itulah yang menyebabkan banjir bandang dan diperkiranan meningkat dalam 24 jam ke depan. "Cirinya memang membawa hujan. Mulai dari Sumatera utara, sebagian Kalimantan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua," terangnya.
Begitu juga para pelaut, sebab siklon itu mampu membuat gelombang laut menjadi lebih tinggi. Diperkirakan, tinggi gelombang bakal mencapai dua hingga tiga meter di Selat Makassar bagian selatan, Perairan timur Kepulauan Wakatobi, Perairan timur Sulawesi Tenggara, Laut Banda, hingga Perairan selatan Ambon
sumber: http://www.jpnn.com/