Padang - Angin bertiup rata-rata dari Barat Daya Utara dengan kecepatan 8-25 kilometer per jam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang menyampaikan peringatan akan ancaman potensi bencana tanah longsor dan banjir di kawasan pesisir pantai dan kawasan bukit barisan Provinsi Sumatera Barat.
Peringatan akan ancaman bencana disampaikan BMKG di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) disampaikan melalui di Padang, hari ini. Koordinator Analisa dan Prakiraan BMKG Padang Budi Imam Samiaji membenarkan, adanya peringatan terhadap potensi bencana tanah longsor dan banjir, terkait wilayah Sumbar pada awal bulan ini intensitas hujan sedang berpotensi di pesisir pantai dan kawasan bukit barisan.
Cuaca daratan Sumbar pada umumnya berawan dan berpotensi hujan ringan pada siang dan berpotensi hujan pada malam dinihari. Angin bertiup rata-rata dari Barat Daya Utara dengan kecepatan 8-25 kilometer per jam dan temperatur udara berkisar 19 - 30 derajat celcius dan kelembaban udara antara 65-98 persen.
Sedangkan cuaca untuk wilayah pesisir pantai barat Sumatera Barat umumnya berawan dan berpotensi hujan ringan pada pagi dan sore atau malam hari. Angin bertiup dari Barat Daya-Utara dengan kecepatan 10-30 kilometer per jam.
Dia menyebutkan, wilayah Sumbar berpeluang hujan dengan intensitas sedang, meliputi Kota Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Sawahlunto dan Pesisir Selatan, Tanah Datar serta Padang Pariaman.
Kemudian wilayah Kepulauan Mentawai, Sawahlunto, Pasaman Barat dan daerah berpotensi hujan ringan Kabupaten Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan, Sijunjung, Pasaman serta Dharmasraya.
Sementara itu, tinggi gelombang laut pesisir pantai Sumbar berpotensi 1,5 meter dan di perairan Samudera Hindia sebelah barat Mentawai berkisar 2.0 - 2.5 meter.
Akibat cuaca tergolong ekstrim di wilayah Sumbar sejak sepekan terakhir, telah terjadinya bencana banjir di sejumlah daerah di antara di wilayah Solok Selatan terjadi pada (31/10).
Tangkapan ikan turun
Kemudian juga memicu kenaikan harga jual ikan pada tingkat pedagang eceran di Padang, terkait hasil tanggap nelayan berkurang dan biasanya.
Seorang pedagang ikan pelagis keliling di Padang Jono, 45, mengatakan bahwa naiknya harga jual ikan karena tangkapan nelayan jauh berkurang dari situasi normalnya. Sebab, sebagian nelayan ada yang tak memilik melaut karena alasan cuaca tak menentu dan terkadang turun hujan pada pagi hari.
"Harga jual ikan hanya mengalami kenaikan Rp1.000-Rp2.000/kg, karena harga tebus tingkat nelayan mahal juga," ujarnya.
Kelangan ibu rumah tangga di pinggiran Kota Padang, Dewi menyebutkan pedagang ikan keliling sejak beberapa hari terakhir terbatas jenis ikan ditawarkannya.
Selain jenis terbatas, tambahnya, harga jual ikan jenis pelagis naik dengan alasan hasil tangkap nelayan kurang, tapi karena masyarakat sudah habis daging kurbannya terpaksa membeli juga
sumber: http://www.beritasatu.com