MUNTILAN - Banjir lahar dingin akibat hujan deras di puncak dan lereng merapi akhirnya membawa korban. Meski bukan korban manusia, namun sangat mengganggu ritme kegiatan masyarakat setempat dan sekitarnya.
Setidaknya ada empat talud yang longsor dan empat jembatan darurat yang putus diterjang banjir dengan material pasir, batu, dan pepohonan. Talud yang runtuh dan terbawa arus lahar dingin itu berada di tepian Kali Pabelan Bronjong di Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan, talud di Kali Srowol dan talud di Kali Blongkeng.
"Di Taman Agung, pondasi talud sepanjang 6 meter juga ikut runtuh dan longsor," kata Lilik Sulistiyono, salah satu relawan yang rumahnya dijadikan Posko Relawan Linang Sayang Muntilan, Magelang, Senin (25/12/2012) malam.
"Kondisi ini membahayakan beberapa rumah yang ada di atas talud tersebut. Termasuk tanggul penahan lahar di Blangkunan Kecamatan Mungkid juga longsor sepanjang 20 meter," sambungnya
Sedangkan empat jembatan darurat yang putus, selama ini digunakan sebagai akses penyeberangan sungai antardesa juga hanyut. Keempat jembatan itu berada di Desa Tlatar Kali Pabelan, jembatan sesek Soropadan di Kali Putih serta jembatan sesek di Desa Ngemplak, Ngrajek.
"Salah satu jembatan di Kecamatan Muntilan yaitu jembatan Bojong Kojor juga sempat ditutup oleh warga karena arus banjir lahar dingin meloncati jembatan yang sekaligus berfungsi sebagai cek dam di jalur sungai Senowo," tambah Lilik.
Hingga berita ini ditulis, Selasa (25/12/2012) malam WIB, banjir lahar dingin masih menerjang di delapan alur sungai Merapi. Meski intensitas banjir sudah menurun dari sebelumnya, beberapa relawan dan Tim SAR Kabupaten Magelang masih memantau terjadinya banjir berlangsung di beberapa alur sungai.
Meski demikian belum ada warga yang mengungsi. Sementara itu perkampungan yang perlu diwaspadai karena rawan diterjang lahar dingin adalah desa Sirahan dan Seloboro.
sumber: jaringnews.com