YOGYAKARTA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY mendirikan Posko Siaga Bencana Cuaca Ekstrim di Kecamatan Depok, Sleman mulai, Kamis (17/1/2013) ini. Posko ini didirikan untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrim yang belakangan melanda DIY. Rencananya, posko akan berdiri selama 60 hari.
Kepala Bidang Kedaruratan & Logistik BPBD DIY Prasetyo Budi Laksono mengatakan, saat ini BPBD DIY telah menyusun Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan segera bergerak dan melakukan kerja-kerja teknis dan kajian strategis atas sebuah peristiwa bencana.
"Sinergi antara TRC BPBD DIY, para relawan, dan instansi lain penting dampak bencana menuntut penanganan bersama," ujar Prasetyo dalam siaran persnya. Untuk mempersiapkan gerakan ini, pagi pukul 08.30 ini, BPBD DIY melakukan sosialisasi Siaga Bencana Cuaca Ekstrim yang digelar di Aula Markas Kodim 0732 Sleman.
Menurut Prasetyo, di setiap kabupaten/kota di DIY terdapat ancaman cuaca ekstim. Di Sleman, curah hujan yang tinggi berpotensi memunculkan banjir lahar hujan yang bukan saja terjadi di wilayah Sleman, tapi juga bisa berdampak hingga Kota Yogyakarta dan Bantul di sisi selatan.
Sedangkan di Kulonprogo, curah hujan tinggi juga menjadi sinyal bencana tanah longsor mengingat karakter tanah di perbukitan Menoreh yang labil. Tak hanya itu, Gunungkidul juga tidak luput dari ancaman longsor serta angin puting beliung.
Sampai dengan pertengahan bulan Januari ini, di Gunungkidul terjadi tiga kali bencana tanah longsor dan tiga kali puting beliung yang melanda sembilan kecamatan yakni Semin, Saptosari, Playen, Paliyan, Nglipar, Ngawen, Karangmojo, Gedangsari, dan Wonosari.
Di Bantul, puting beliung juga menerjang kecamatan Dlingo dan Jetis. Sebelumnya, di Sleman puting beliung memporak-porandakan ribuan rumah di Purwomartani, Kalasan.sumber: KOMPAS.com