JAKARTA— Para pengungsi korban banjir Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, mengeluhkan ketersediaan fasilitas untuk mereka, termasuk fasilitas sanitasi. Sebab, saat ini, hanya tersedia empat unit toilet umum untuk 4.200 orang di lokasi pengungsian.
"Ya jelas kuranglah. Warga saya saja ada 95 kepala keluarga, enam KK masih bertahan di rumah. Di tempat ngungsi ada sekitar 200 orang lebih," keluh Jaya Suhandi (51), sekretaris RT 14 RW 03 Kampung Melayu, yang ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian, Jumat (18/1/2013) pagi.
Empat toilet umum itu dibagi di dua tempat. Masing-masing dua di Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, sementara dua lagi berupa toilet umum portabel.
Menurut pengungsi, toilet itu tidak layak. Misalnya, tempat penampungan air bersih bocor sehingga air sering habis saat akan digunakan.
"Kalau yang di luar (toilet umum portabel), ganti airnya dua hari sekali. Sekarang saja baru jam segini sudah habis, makanya ditutup," kata Jaya.
Jaya mengatakan, beberapa pengungsi juga tak memperhatikan unsur kesehatan dan kenyamanan sehingga kondisi fasilitas penting itu tak layak pakai.
Karena itu, Jaya melanjutkan, pengungsi pun lebih memilih menggunakan toilet umum di tempat lain, yakni di SPBU Jatinegara Barat, Pasar Jatinegara, Gereja Koinonia, atau kamar mandi warga yang tidak kebanjiran.
Para pengungsi mengaku tidak berkeberatan bila harus membayar agar bisa menggunakan toilet umum dengan kualitas yang lebih bersih dan nyaman.
Kondisi yang saat ini terjadi adalah pintu toilet umum portabel itu tertutup dengan tali rafia terikat di pegangan pintu. Petugas beralasan toilet umum itu ditutup karena air bersih di dalamnya sudah habis. "Kita minta ada perhatian sedikitlah. Biar kebutuhan pengungsi terpenuhi semua," ujarnya.
sumber: KOMPAS.com