Jakarta: Direktur Eksekutif Indonesia Water Institue dan Pengajar Fakultas Tekhnik Lingkungan UI Firdaus Ali menyatakan saat ini tidak ada jalan keluar mengatasi banjir Jakarta kecuali membuang air ke laut.
Jakarta, menurut Firdaus, sebagai kota pesisir yang dekat dengan pegunungan semestinya memang banyak memiliki tempat tanpungan air seperti waduk-waduk dan sungai.
Namun, tata ruang Jakarta yang ada saat ini, menurut Firdaus, sama sekali tidak memungkinkan air tertampung dan mengalir ke laut tanpa menggenangi permukiman dan jalan-jalan.
"Solusinya sekarang ya hanya dengan membuang air ke laut dan meninggikan tanggul untuk mencegah air masuk kembali," ujar Firdaus saat dihubungi Minggu (27/1).
Pembuatan waduk di Jakarta menurut Firdaus saat ini merupakan proyek yang tidak mungkin. "Untuk membuat waduk pertama tentu kita harus membebaskan lahan. Itu merupakan proyek paling rumit dan hampir tidak mungkin dilakukan di Jakarta saat ini. Ketika hujan datang terus-menerus dengan intensitas besar seperti yang kemarin terjadi tanah menjadi jenuh, tak bisa lagi menampung air akhirnya banjir," papar Firdaus.
Dua pakem metode pembuangan air ke laut, menurut Firdaus, yakni gravitasi dan penyedotan. "Kalau gravitasi artinya air mengalir dengan sendirinya karena muka daratan lebih tinggi ketimbang laut. Tentu saja tidak mungkin untuk kota denga topografi seperti Jakarta yang daratannya lebih rendah dari muka laut," ujar Firdaus.
Mengalirkan air dari Jakarta ke laut mesti dilakukan dengan pemompaan, kemudian ditahan dengan tanggul. "Masalahnya tanggul yang ada tidak dirawat dengan baik," tukas Firdaus.
Masalah lainnya, lanjut Firdaus, permukaan tanah Jakarta terus turun mulai 4 meter - 5 meter per tahun. Ini akibat pemakaian air tanah berlebih, di beberapa wilayah lanjut Firdaus bahkan hingga 28 meter pertahun.
"Kita punya data ini, dan kita tahu permukaan tanggul juga ikut turun seiring penurunan muka daratan tersebut. Masalahnya cuma ngga mau merawat dan bikin tanggul yang benar-benar kuat saja," tegas Firdaus.
Karena itu, lanjut Firdaus, kedepannya pemerintah provinsi DKI Jakarta amat perlu memikirkan solusi ini secara matang.
"Di Jepang dan Belanda orang menggunakan teknologi membuat polder dan resevoar (drainase bawah tanah) untuk mengalirkan air ke laut, lebih mudah dan murah ketimbang membebaskan lahan. Lalu di tahan dengan tanggul. Asal dibikin benar-benar dan tidak dikorupsi saya rasa bisa mengatasi masalah banjir Jakarta," pungkasnya.
sumber: Metrotvnews.com