Banjarmasin: Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, membentuk desa tangguh sebagai upaya untuk antisipasi dan penanganan banjir di desa-desa yang selama ini menjadi langganan bencana banjir.
Sekretaris Daerah Banjar Nasrunsyah mengatakan desa tangguh adalah program pembinaan dan kesiapan dini terhadap bencana banjir di tingkat desa, mulai dari pelatihan warga dalam mencegah dan menghadapi banjir, hingga program sejumlah proyek desa berupa tanggul serta pembenahan saluran air. Misalnya, warga memasang bendera biru di lokasi bencana banjir dan peringatan dini banjir oleh masyarakat, sehingga mereka dapat segera mengungsi.
Saat ini sudah ada satu desa yang menjadi pilot project pembentuk desa tangguh. Diharapkan nantinya puluhan desa langganan banjir yang berada di enam kecamatan di sepanjang daearah aliran sungai di Kabupaten Banjar akan menjadi desa tangguh. "Program ini nantinya menjadi mitigasi bencana. Masyarakat desa menjadi tanggap terhadap ancaman bahaya banjir," kata Narunsyah.
Selain membentuk desa tangguh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar juga membentuk Forum Masyarakat Peduli Penanganan Banjir di setiap kecamatan. Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh mengakui sebagian wilayahnya merupakan daerah langganan banjir setiap tahun. Saat ini pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Ristek melakukan kajian upaya penanganan banjir jangka menengah dan panjang di wilayah tersebut.
"kan ada program pengerukan, normalisasi, dan pengaturan tata air, sehingga banjir dapat diminimalisasi. Saat ini tim Kementerian Ristek tengah melakukan kajian," ungkapnya.
Kabupaten Banjar merupakan daerah terparah dilanda banjir pada awal tahun ini. Air yang meluap dari sungai-sungai dan rawa merendam 129 desa pada delapan kecamatan. Sedikitnya 4.944 rumah yang dihuni 7.065 keluarga atau 14.350 jiwa menjadi korban banjir. Banjir yang menyebabkan rusaknya ratusan hektare sawah, infrastruktur, dan permukiman itu diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp20 miliar.
sumber: Metrotvnews.com