Semarang - Kondisi cuaca di Jawa Tengah saat ini menunjukkan rawan bencana hingga diberlakukan siaga penuh. Di daratan intensitas hujan merata terjadi di seluruh daerah yang dapat mengakibatkan banjir dan longsor. Sedangkan di lautan, gelombang tinggi mengancam sehingga seluruh pelayaran kembali lumpuh.
Pemantauan Media Indonesia di pantura, Rabu (20/2), kondisi cuaca di Provinsi jawa Tengah kurang menguntungkan. Sebagian wilayah diselimuti
cuaca mendung cukup gelap sejak pagi hari dan sebagian lainnya sudah mulai turun hujan dengan intensitas ringan dan sedang.
Sementara itu sebagian besar pelayaran nyaris lumpuh akibat gelombang tinggi di laut Jawa yaang terus meningkat dengan ketinggian gelombang mencapai diatas 3,5 meter. Bahkan di wilayah timur ketinggian gelombang di atas lima meter menjadikan berbagai pelayaran terpaksa menghentikan operasional.
Data dari Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal menyebutkan gelombang tinggi kembali mengancam pelayaran di Laut Jawa yakni dengan ketinggian 2 - 3,5 meter sehingga dikeluarkan peringatan dini gelombang tinggi baik kepada nelayan maupun pelayaran lainnya.
Prakirawan BMKG Tegal Hendy Andriyanto mengatakan hingga tiga hari ke depan gelombang air Laut Jawa cukup tinggi akibat adanya tekanan rendah
di sebelah selatan Jawa yang juga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah pantura.
"Kita telah keluarkan peringatan dini agar nelayan dengan perahu dan kapal kecil tidak melaut, karena gelombang di Laut Jawa meningkat hingga tiga hari ke depan," katanya.
Kondisi ini juga terjadi di Jepara. Ketinggian gelombang di perairan Jepara mencapai 4 meter sehingga sejumlah pelayaran dari Jepara menuju Karimunjawa atau sebaliknya dihentikan sementara sampai pekan depan.
”Hari ini hingga sepekan mendatang berdasarkan informasi dari BMKG Jawa Tengah tinggi gelombang di perairan Jepara mencapai 3,5 meter,” kata
Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informas (Dishubkominfo) Kabupaten Jepara Suntana.
Akibat gelombang tinggi ini, demikian Suntana, pada Senin (19/1) KMP Muria yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa datang terlambat hingga lima jam
sampai di pelabuhan Kartini Jepara. Bahkan mengantisipasi terjadinya musibah hingga satu pekan mendatang, pelayaran penyeberangan dihentikan.
Demikian juga untuk pelayaran lainnya seperti kapal cepat express Cantika 99 dan kapal nelayan.
Sementara itu di daratan, cuaca juga memburuk. Sesuai data dari BMKG, daerah Semarang, Ungaran, Kendal, Purwodadi dan Salatiga juga Magelang, Kajen, Pemalang, dan Batang diperkirakan akan turun hujan dengan intensitas ringan dengan kecepatan angin dari arah tenggara hingga barat daya berkisar 30 kilometer per jam dan suhu 25 - 32° C.
Daerah Jepara, Kudus, Pati dan Rembang akan terjadi hujan intensitas ringan dengan kecepatan arah angin dari tenggara hingga barat daya berkisar antara 30 kilometer per jam, suhu 25 - 32 °C dan kelembaban udara 60% - 93%.
Daerah Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Wonosobo dan Banjarnegara akan terjadi hujan intensitas sedang dengan kecepatan arah angin dari tenggara
hingga barat daya berkisar antara 30 kilometer per jam, suhu 25 - 31 °C dan kelembaban udara 65 - 95 %, demikian juga terjadi di Tegal, Pekalongan, Surakarta, Brebes dan Slawi akan berlangsung hujan berintensitaas sedang.
Mengantisipasi terjadinya bencana, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah telah bentuk 35 tim penanganan penanggulangan bencana banjir dan longsor di 35 Kabupaten/ Kota.
Kepala bidang Logistik BPBD Jateng Putu Hadi Sutrisna mengatakan tim tersebut disiapkan khusus untuk penanganan bencana tanah longsor, banjir
dan angin puting beliung.
"Sudah disiapkan sejak dini di 35 daerah. Tim ini sudah diberikan materi simulasi praktek penanganan penanggulangan bencana," katanya.
Soal persiapan anggaran logistik, demikian Putu Hadi Sutrisna, rencananya akan digelontorkan melalui Anggaran Pembelanjaan dan Belanja Daerah (APBD)
sebesar Rp21 juta per daerah disamping anggaran dari APBN, yang jumlahnya menyesuaikan kebutuhan di masing-masing daerah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan tim SAR, Relawan, BPBD tiap daerah, dan pihak terkait, juga kami terus melakukan pantauan daerah yang rawan
bencana banjir dan tanah longsor," ujar Putu Hadi Sutrisna. (Akhmad Safuan