Masyarakat tangguh sesungguhnya dimulai dari keluarga. Perempuan menjadi tulang punggung yang perannya tidak dapat dikesampingkan.
“PEREMPUAN memegang peranan sentral dalam membangun keluarga. Bukan hanya untuk membantu suami mengurus segala keperluan rumah tangga, tapi perannya jauh lebih besar untuk membentuk karakter bangsa,” kata Ketua Gabungan Organisasi Wanita Padangpariaman, Deswarti pada “Hari Temu Lapangan Petani” di Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Selasa, 12 Maret 2013.
Ketangguhan masyarakat memang tidak dapat hanya dibangun oleh kaum laki-laki.
Perempuan, kata Deswarti, adalah mahaguru yang menjadikan anak-anaknya sebagai generasi yang tegar, mandiri dan kuat. Selain itu, perempuan juga dapat membantu suami dalam meringankan beban ekonomi keluarga. ”Bahkan tak jarang bila perempuan justru lebih bisa diandalkan,” lanjut Deswarti, yang juga istri Wakil Bupati Padangpariaman itu.
Sekolah lapangan lumbung pangan hidup yang telah dilaksanakan oleh masyarakat di 20 nagari yang didampingi FIELD-Bumi Ceria sudah saatnya masuk ke ranah pengelolaan masyarakat tangguh. Lewat lumbung pangan, perempuan telah terlibat berbagi peranan dengan suami dalam menghemat belanja. Dengan demikian, penghematan tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain seperti biaya sekolah dan kesehatan.
“Melalui sekolah lapangan, kaum perempuan di nagari-nagari bersinergi dengan PKK untuk mengembangkan masyarakat tangguh. PKK yang sudah terlembaga secara nasional dapat menjadi wadah bagi setiap perempuan di nagari dalam mengelola lumbung pangannya,” jelas Deswarti.
Ahli Pengurangan Risiko Bencana FIELD-Bumi Ceria, Lany Verayanti yang juga terlibat dalam kegiatan tersebut memberi contoh. “Misalnya saja perempuan dapat memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah untuk menanam tanaman pangan dan tanaman obat. Dengan tersedianya berbagai tanaman tersebut, tentunya pengeluaran untuk konsumsi pangan dan obat-obatan dapat ditekan serendah mungkin,” kata Lany.
Lany menyerukan agar kaum perempuan segera bangkit dari keterpurukan dan trauma pascabencana.
Anggota Sekolah Lapangan Lumbung Pangan Hidup Nagari Kasang, Eti Uyun menerangkan, proses sekolah lapangan adalah proses belajar di mana setiap peserta mendapat kesempatan yang sama untuk mengekspresikan pandangannya.
Di kelompoknya, Eti Uyun mengembangkan lumbung pangan yang berisi bahan pangan seperti umbi-umbian, sayur-sayuran, bumbu dapur dan tanaman obat. ”Kalau pekarangan dikelola dengan baik, masyarakat tangguh bukan hanya mimpi,” tandasnya.
Canangkan 25.000 Pohon
Di tempat terpisah, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mencanangkan penanaman 25.000 pohon untuk lindungi pantai Padangpariaman dari abrasi di Nagari Sunur, Kecamatan Nansabaris.
Bupati secara simbolis melakukan penanaman pohon ketapang. “Kita sudah tanam mulai dari Kasang, Ketaping, Ulakan hingga Sungailimau,” kata Area Manajer FIELD-Bumi Ceria, Utami Sekarini.
Penanaman pohon ini komitmen bersama antara warga belajar sekolah lapangan dengan nagari hingga ke Pemkab dan swasta sejak 2011 hingga sekarang.
“Di Ketaping kami dibantu pihak Pertamina dan lembaga kemanusiaan PKPU. Sementara pembibitan masyarakat juga banyak dibantu oleh Panin Bank,” paparnya.
Bupati sata itu menandatangani nota kesepakatan antara Persatuan Petani Pemandu Masyarakat Tangguh Bencana dan Perubahan Iklim (P3MTBPI) dengan 3 SKPD, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah berupaya memfasilitasi rencana tindak lanjut sekolah lapangan yang berkaitan dengan peningkatan ketangguhan masyarakat terhadap bencana, termasuk latihan-latihan SAR. Sementara itu, Kantor Lingkungan Hidup akan memfasilitasi pengembangan kegiatan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca melalui kampung iklim, instalasi biogas dan penyaluran bibit pohon.
Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan menindaklanjuti dan memperluas sekolah lapangan petani untuk pengurangan emisi metana melalui padi tanam sabatang, pengembangan pembibitan tanaman multi guna untuk menurunkan laju erosi di daerah rawan, serta pengembangan lumbung pangan hidup di nagari-nagari.
“Petani aktor utama penggerak pembangunan Padangpariaman. Bersama petani, kami yakin Padangpariaman dapat lebih maju. Kami akan terus berupaya agar sekolah lapangan dapat dilakukan sebagai pendekatan utama dalam menggerakkan masyarakat tani agar berdaya dan mandiri,” papar Koordinator P3MTBPI, Indra Medi.
Lumbung Pangan Nagari
Bersamaan dengan itu, masyarakat Nagari Lurah Ampalu Kecamatan VII Koto, Padangpariaman bertekad mengembangkan lumbung pangan nagari. Lumbung ini berfungsi untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat ketika terjadi bencana atau ancaman kerawanan pangan.
Wali Korong Koto Tabang Nagari Lurah Ampalu, Yazirman menegaskan, gagasan ini akan terus berkembang sebagai bagian dari komitmen bersama antara pemerintah nagari dengan masyarakat.
“Kami biasa memanfaatkan gotong royong bulanan untuk mengembangkan gagasan ini lebih luas. Setiap bulan, gotong royong dilakukan untuk membersihkan sarana umum. Kenapa tidak kekuatan yang sudah ada ini dikembangkan lebih jauh untuk mendukung ketangguhan masyarakat. Lebih dari 6 ribu jiwa akan terancam bila ada bencana di sini,” ujarnya.
Para petani berlatih tentang teknik pengurangan risiko bencana melalui penilaian kerentanan dan kapasitas partisipatif pada 2011. Penilaian ini menghasilkan peta kerentanan nagari yang terdiri dari kerentanan terhadap banjir, longsor dan kesehatan.
Gagasan lumbung pangan nagari berkembang secara baik. PKK dan kelompok pemuda melakukan pemetaan sekaligus mengelola sistem lumbung. Tanah kas korong serta lahan telantar dapat digunakan sebagai areal bertanam. Untuk tanah miring, akan dilakukan penanaman dengan pola konservasi tanah yang baik. Pada undakan teras ditanam rumbut vetiver (akar wangi) yang akarnya dapat menjangkau ke dalam 2 meter. Di tengah teras ditanami dengan berbagai macam sayuran, tanaman obat serta tanaman pangan lainnya.
“Kami masih menyiapkan sistem yang baik untuk distribusi keuntungan. Bisa saja hasil penanaman dinikmati sebagai tambahan bahan pangan bagi pengelola dan masyarakat korong, tapi bisa juga dijual. Uangnya dapat dikelola untuk kepentingan sosial,” tandas Madonna, pendamping petani.
sumber: http://padangekspres.co.id