NGAMPRAH - Pengaruh gempa tektonik 3,4 skala richter (SR) pada kedalaman sepuluh kilometer dengan hiposentrum 37 km timur laut Bandung, pukul 19.39 WIB belum diketahui pengaruhnya terhadap aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu. Hal itu disampaikan Pengamat Gunung Tangkubanparahu, Johan Kusuma saat dihubungi “PRLM”, Rabu (29/5/2013) malam.
Johan tidak bisa memberikan pernyataan apapun tanpa dilengkapi data. “Kami kan berpatokan pada data eksak. Saat ini, seismometer kan tidak berfungsi. Kekhawatiran kami bertambah, saat terjadi hal seperti ini,” ucapnya.
Pihaknya mengharapkan, gempa tektonik tidak berdampak apapun, baik aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu maupun kerusakan bangunan.
“Tadi juga kami berkoodinasi dengan pihak pengelola wisata Ciater mengenai suhu mata air di sana. Apa ada perubahan suhu atau warna air. Tadi pihak Ciater belum memberikan informasi, katanya sampel dari mata air akan diantarkan ke pos pengamatan, besok,” tutur Johan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Bandung Barat, Maman Sulaiman menuturkan, walaupun hiposentrum berada di 37 km barat laut arah Bandung, getaran bisa jadi terasa masyarakat Lembang. Sampai saat ini, pihaknya belum menerima pelaporan kerusakan akibat gempa