JAKARTA - Hujan berintensitas tinggi yang menimbulkan banjir, longsor dan memicu hama penyakit, diprediksi berlangsung pada Juli hingga Agustus mendatang. Pada gilirannya, hal itu menimbulkan gagal panen dan sebagainya.
"Hal itu disebabkan karena musim kemarau 2013 ini adalah kemarau basah. Artinya, musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan dibandingkan dengan pola musim kemarau normal," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Selasa (4/6).
Menurutnya, pola angin yang menimbulkan gangguan cuaca pada musim kemarau ini diprediksi berlangsung Juli sampai Agustus ke depan. Diprediksikan, bencana hidrometerologi seperti banjir, longsor, puting beliung dan gelombang pasang, berpotensi meningkat selama 2013.
"Selama Januari - Mei 2013, terdapat 573 kejadian bencana hidrometeorologi yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Akibat bencana tersebut, 252 orang meninggal dunia," paparnya.
Selain itu, ujar dia, sebanyak 512.080 orang menderita dan mengungsi. Sementara, 30.525 unit rumah rusak dan puluhan fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah dan sebagainya juga mengalami kerusakan. "Dari total 573 kejadian bencana tersebut, banjir mendominasi yaitu 212 kejadian. Selanjutnya kemudian puting beliung (195 kejadian) dan longsor sebanyak 138 kejadian," jelasnya.
Dikatakan, tanah longsor menyebabkan 115 orang meninggal dunia dan banjir menimbulkan korban jiwa sebanyak 94 orang. Banjir juga menyebabkan hampir 431.828 orang mengungsi dan menderita.
Sutopo menambahkan, data tersebut adalah data sementara yang diperoleh Posko BNPB. Masih banyak data yang tersebar di kementerian, lembaga dan BPBD yang belum dikirimkan ke BNPB. "Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan data kejadian riil bencana mencapai tiga kali lipat dari data yang sudah terkumpulkan," imbuhnya.
Dengan kondisi cuaca yang basah tersebut katanya, diperkirakan bencana hidrometeorologi di Indonesia pada tahun 2013 akan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, masyarakat dan BPBD dihimbau untuk tetap waspada. "Sebab, bencana timbul saat kita tidak siap menghadapinya," tukas Sutopo