SINGAPURA - Kabut asap yang menyelimuti Singapura semakin tebal dan level polusi udara negeri itu mencapai level terburuk dalam 16 tahun terakhir. Kondisi pada Rabu (19/6/2013) ini membuat warga Singapura terpaksa mengenakan masker dan membuat wisatawan di negeri kota itu mengeluh.
"Kami akan meninggalkan Singapura dua hari lebih awal karena kami kesulitan bernafas," kata Zac Kot (40), wisatawan asal AS yang berlibur di Singapura bersama istri dan kedua anaknya.
Asap yang berasal dari kebakaran hutan di Indonesia membuat standar indeks polusi Singapura mencapai 172 pada tengah hari, jauh di atas level normal yaitu 100. Demikian penjelasan Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura.
Bahkan para wisatawan Indonesia yang secara tradisional merupakan pengunjung terbanyak juga merasa terganggu dengan kiriman asap dari Indonesia ini.
"Situasinya tidak bagus. Kami semakin sulit bernafas. Saya bahkan tak bisa melihat arah jalan," kata Rangga Adisaputra (30), seorang wisatawan asal Indonesia.
Warga Singapura juga merasa geram dengan kondisi ini dan mengkritik pemerintah yang tak bisa mengendalikan masalah kabut asap ini.
Masalah polusi asap ini mencapai puncaknya pada Juni hingga September saat musim kemarau tiba. Saat itulah angin membawa asap tebal dari Sumatera menuju Singapura dan Malaysia.
Singapura, negeri kota berpenduduk 5,3 juta orang itu, sepanjang 2012 dikunjungi 14,5 juta wisatawan, yang 14,5 persennya berasal dari Indonesia.
sumber: KOMPAS.com