Singapura - Kabut asap sepekan terakhir telah merugikan Singapura dalam berbagai sektor, terutama pariwisata. Insiden serupa juga pernah menimpa Singapura yang membuat perekonomian negara ini terpuruk.
Diberitakan CNN, Minggu 23 Juni 2013, walaupun belum ada angka resmi yang dirilis pemerintah, namun badan riset ekonomi di Singapura, CLSA, memperkirakan kerugiannya mencapai ratusan juta dolar Amerika, atau setara triliunan rupiah. Uang Singapura yang hilang ini kebanyakan berasal dari sektor pariwisata.
Tingkat tertinggi penghitungan polusi terjadi pada Jumat kemarin, mencapai angka 400 atau berbahaya bagi kesehatan manusia.Singapura selalu jadi langganan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan di Sumatra. Tidak sedikit kerugian yang dialami negara ini.
CLSA mencatat pada bencana asap tahun 2006, saat tingkat polusi hanya mencapai 150, Singapura sudah merugi US$50 juta (Rp496 miliar). Terparah saat kabut asap menghantam Singapura tahun 2007, kerugian di sektor pariwisata mencapai US$300 juta atau Rp2,9 triliun.
Kerugian kebanyakan dialami oleh industri kecil yang mengandalkan pemasukan mereka dari para turis. Salah satunya dialami para pemilik kios di sekitar Objek wisata bianglala Singapura atau Singapore Flyer yang berhenti sementara saat asap tebal.
Asap mereda kemarin akibat perubahan arah angin. Namun pemerintah memperingatkan warga tetap untuk tidak sering berada di luar rumah karena asap masih akan kembali hingga beberapa hari ke depan
sumber: http://dunia.news.viva.co.id