Setiap tahun, masyarakat di wilayah Provinsi Banten selalu menghadapi persoalan bencana, baik tanah longsor maupun banjir. Karena itu, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran terhadap tanggap darurat bencana.
Kesadaran tersebut, bermanfaat bagi masyarakat untuk menghindarkan diri dari bahaya bencana. Kesadaran masyarakat harus terus dibina, salah satunya lewat program pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB).
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, mengatakan kesadaran tanggap darurat bencana harus dimiliki setiap anggota masyarakat, bukan hanya relawan yang dituntut memiliki kesiapsiagaan terhadap bencana.
“Bencana selalu datang secara tiba-tiba dan di luar dugaan. Untuk itu, setiap warga harus memiliki kesiapsiagaan terhada bencana," ujar Atut, di sela-sela upacara penutupan pembinaan dan lomba KSB dan bakti sosial Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten 2013, di Lapangan Sepak Bola Binuangeun, Desa Muara Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten, Andika Hazrumy mengatakan, Tagana merupakan organisasi kepemudaan yang bergelut dalam kebencanaan. Untuk itu, perlu adanya pengetahuan tentang kebencanaan.
“Tagana harus bisa saling menghimpun informasi tentang penanggulangan bencana. Selain itu, pembentukan KSB diharapkan bisa menyampaikan informasi tentang penanggulangan bencana. KSB bermanfaat bagi masyarakat untuk dijadikan sarana dalam mengetahui tentang bagaimana cara penanggulangan bencana,” katanya.
Andika menjelaskan, kegiatan pembinaan dan lomba KSB dan bakti sosial Tagana Provinsi Banten 2013 diikuti 150 orang peserta KSB, 150 orang anggota Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 60 orang unsur Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan serta 50 orang organisasi kemasyarakatan Sahabat Muda Pendukung Pembangunan (SMPP).