Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, terus bertambah. Sejak Rabu sore (19/9), tercatat sebanyak 14.991 jiwa telah diungsikan ke 16 lokasi posko pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah daerah setempat, akibat semburan asap putih keabuan yang keluar dari Gunung Sinabung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, meskipun tidak sebahaya letusan pada tahun 2010 lalu, namun masyarakat kabupaten karo ini merasa khawatir dan memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya.
"Pemda Kabupaten Karo perlu menangani pengungsi dengan memberikan kebutuhan dasar. Sosialisasi harus segera disampaikan ke masyarakat agar mereka yang tinggal di daerah yang aman tidak perlu mengungsi," kata Sutopo, melalui rilis yang diterima merdeka.com, Kamis (19/9).
Sutopo mengatakan, kesulitan pendataan pengungsi menjadi kendala bagi petugas di lapangan. Pasalnya para pengungsi yang ada di pos pengungsian, tetap melakukan aktivitasnya di pagi hari dan akan kembali lagi ke pos pengungsian pada sore harinya.
"Pengungsi yang selalu dinamis bergerak dan pulang pergi menyebabkan kendala dalam pendataan, untuk itu kami telah memperkecil dari 26 titik menjadi 16 titik pengungsian. Semua dipusatkan di Kabanjahe," jelasnya.
Berikut Jumlah pengungsi yang berada di 16 titik berdasarkan data BNPB:
1. Jambur Sempakata sebanyak 2308 jiwa
2. Klasis GBKP sebanyak 800 jiwa
3. GBKP Kota/Gedung KKR sebanyak 1200 jiwa
4. GBKP Kota/Gedung Serbaguna sebanyak 239 jiwa
5. Mesjid Istikar Barastagi sebanyak 310 jiwa
6. Mesjid Agung sebanyak 182 jiwa
7. Zentrum sebanyak 339 jiwa
8. GBKP Simpang VI sebanyak 220 jiwa
9. Paroki sebanyak 50 jiwa
10. Jambur Adil Makmur sebanyak 1904 jiwa
11. Jambur Haloho sebanyak 1600 jiwa
12. Jambur Dalihan Na Tolu sebanyak 1406 jiwa
13. Jambur Pulungan sebanyak 1900 jiwa
14. Jambur Payung sebanyak 1500 jiwa
15. KWK Berastagi/Perempuan sebanyak 537 jiwa
16. Klass Berastagi/Laki-laki sebanyak 496 jiwa.
sumber: merdeka.com