Bandar Seri Begawan - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan untuk memfasilitasi mobilitas para relawan dari berbagai negara di kawasan dalam penanganan bencana atau “emergency response facilitation”.
Menurut Staf Khusus Preisden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah, usulan tersebut disampaikan Presiden dalam pertemuan KTT Asia Timur di Brunei Darussalam, Kamis [10/10]. Ia mengatakan usul itu mendapatkan respons positif dari para pemimpin dalam KTT Asia Timur tersebut.
“Ini untuk membantu mobilitas orang-orang dari berbagai negara di kawasan yang akan membantu dalam penanganan bencana alam, sehingga mereka dari negara lain dapat lebih cepat berkontribusi dalam menangani bencana, misalnya memudahkan untuk pengurusan visa,” katanya di Media Center KTT ke 23.
KTT Asia Timur ke-11 digelar dalam rangkaian KTT ASEAN ke 23 di Brunei Darussalam. KTT Asia Timur beranggotakan 10 negara ASEAN dan delapan negara mitra lainnya.
Para pemimpin 10 negara ASEAN tersebut hadir dalam pertemun itu. Selain Presiden Yudhoyono dan Sultan Hassanal Bolkiah juga dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Filipina Benigno S Aquino.
Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Ngu Yen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, Perdana Menteri Myanmar Thein Sein.
Selain itu, Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri India Manmohan Singh, Perdana Menteri Australia Tonny Abot, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Presiden Korea Selatan Park Gyeun-hye, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Menteri Luar Negeri Rusai Sergy V Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John F Kerry.
Ia mengungkapkan, usul tersebut sejalan dengan topik yang sebelumnya diutarakan Ketua ASEAN 2013 Sultan Hassanal Bolkiah dalam pengantar KTT Asia Timur ke ¿ 11 tersebut. Dalam pengantarnya Sultan mengusulkan agenda manajemen penanganan bencana.
Menurut Firmanzah, penanganan bencana menjadi salah satu isu yang terus diperbincangkan mengingat kawasan ini rentan terhadap berbagai bencana alam karena kondisi geografis yang dimilikinya. Selain Tsunami, gunung meletus, dan gempa bumi menjadi ancaman bencana alam yang nyata bagi kawasan ini.