SEMARANG - Akibat peta wilayah bencana berubah dari tahun sebelumnya, Badan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Semarang merubah pola strategi penanganan menjadi lebih intensif.
Strategi yang dilakukan, antara lain dimulainya gelar pasukan sejak akhir Oktober lalu, serta dibukanya posko 24 jam dengan penambahan personel dari lintas kesatuan, seperti TNI, Brimob, Pramuka, SAR dan relawan.
Menurut Kepala Bidang Rehablitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota, Ignatius Purwadi SH MH, "Sejauh ini kami sudah siapkan strategi penanganan dengan melakukan banyak pelatihan dan simulasi yang melibatan unsur dari kelurahan, terutama wilayah yang masuk dalam kategori rawan bencana, seperti tanah longsor dan banjir."
Ignatius menambahkan, tahun ini terdapat empat wilayah kelurahan di Semarang yang menjadi perhatian serius BPBD sebagai Kawasan Siaga Bencana (KSB). Yakni Kelurahan Jomblang, Muktiharjo, Kemijen, dan Sukorejo. Sedangkan tahun sebelumnya meliputi Kelurahan Kaligawe, Bandarjajo, Lempongsari dan Wonosari.
Pada 2014 ini ada 8 KSB yang menjadi perhatian penuh. Agar lebih siap lagi pada pelaksanaan penanganan bencana, BPBD juga akan melakukan kegiatan Forum Penanganan Risiko Bencana (FPRG).
Kegiata ini akan berlangsung 26 - 28 November mendatang dengan melibatkan semua stakeholder, termasuk kalangan pengusaha, SAR, relawan, unsur media, serta wakil dari kelurahan dna kecamatan. "Forum ini untuk menyamakan persepsi dalam penanganan bencana," kata Purwadi di kantornya, Rabu
Sumber: suaramedeka.com