KARANGANYAR — Delapan kecamatan di Karanganyar rawan bencana tanah longsor selama musim hujan. Wilayah tersebut terdapat di lereng Gunung Lawu yang menjadi lokasi langganan diterpa bencana alam tanah longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru K., mengatakan kedelapan kecamatan tersebut yakni Jatipuro, Jatiyoso, Tawangmangu, Matesih, Karangpandan, Ngargoyoso, Kerjo, dan Jenawi. Struktur tanah di wilayah tersebut lapuk sehingga rawan terjadi bencana tanah longsor.
“Seluruh daerah yang berada di lereng Gunung Lawu rawan bencana alam tanah longsor saat musim penghujan. Struktur tanahnya lapuk sehingga mudah longsor saat terjadi hujan lebat,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (6/11/2013).
Menurutnya, ada beberapa penyebab bencana tanah longsor di Karanganyar seperti struktur tanah berupa breksi ruf bewarna cokelat kemerahan yang mudah menyimpan air. Tanah tersebut kerap terjadi erosi tebing tanah yang mengancam permukiman penduduk.
Karena itu, pihaknya memasang alat peringatan dini tanah longsor atau early warning system (EWS) yang berjumlah 17 alat. Alat EWS disebar di daerah rawan bencana tanah longsor untuk memantau pergerakan tanah setiap saat. Apabila terjadi pergerakan tanah, alat itu akan mengirim sinyal sehingga warga setempat langsung bisa dievakuasi.
“Struktur tanah di lereng Gunung Lawu mudah longsor, di beberapa lokasi sudah dipasang EWS yang alarmnya langsung menyala saat terjadi pergerakan tanah,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya meminta warga meningkatkan kewaspadaan saat terjadi angin kencang sebelum hujan. Sebab, angin lisus datang cukup cepat yang mempunyai kekuatan besar untuk menumbangkan pepohonan. Kendati demikian, pihaknya tak dapat memetakan daerah rawan angin lisus lantaran datangnya angin tersebut tak dapat diprediksi.
Sementara seorang warga Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Budi Prasetyo meminta instansi terkait menyiagakan sukarelawan di lokasi rawan bencana tanah longsor. Apabila terjadi tanah longsor maka warga setempat langsung bisa dievakuasi ke daerah yang aman sehingga tak mengakibatkan korban jiwa.
sumber: Solopos.com