Jakarta:Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) dan Badan Pusat Statistik (BPS) bersama United Nations Population Funds (UNFPA) telah membuat sistem baseline data atau data dasar kependudukan yang terintegrasi ke dalam data dan informasi bencana indonesia (DIBI).
Kerja sama tripartit tersebut mencakup survei percontohan yang bertujuan mendapatkan data mengenai pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat atau Knowledge, Attitude and Practice (KAP) yang dilaksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hasil dari survei itu diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi peningkatan kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana yang pada akhirnya dapat mengurangi resiko bencana yang akan terjadi.
"Hasil dari survey percontohan ni dapat menjadi rujukan bagi pemerintah maupun lembaga lainnya untuk mengevaluasi seberapa jauh keberhasilan program terkait kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana yang telah dilaksanakan dan perencanaan program selanjutnya dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang tanggap dan tangguh menghadapi bencana,"papar Sutopo kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/11).
Di samping sistem baseline data kependudukan dan kebencanaan,BNPB bersama BPS,UNFPA,dan United Nation Office for Coordination of Humanitaran Affairs (Unocha),dan World Food Programme (WFP) menghasilkan buku infografik provinsi untuk kesiapsiagaan dan respon bencana.
Terkait hasil survey di kota Padang ,Sutopo mengungkapkan bahwa survey menunjukan masyarakat setempat masih kurang siap menghadapi bencana seperti tsunami.
Ia menjelaskan hal itu berdasarkan adanya lima indikator untuk mengetahui masyarakat memiliki kesiapan atau tidak siap terhadap bencana yang meliputi pengetahuan bencana,kebijakan kesiapsigaan bencana,rencana tanggap darurat,peringatan dinibencana dan mobilisasi sumber daya.
"Ternyata hasilnya,tingkat kesiapsiagaan masyarakat di kota Padang masih rendah walau .memang ada peningkatan pengetahuan terhadap bencana tetapi parameter faktorlainnya masih rendah," ujarnya.
Untuk itu,kata dia, hendaknya hasil survey ini dapat dijadikan dasar di dalam penyusunanprogram dan kegiatan terkait penanggulangan bencana.baik yang dilakukan BNPB,Kementerian dan Lembag Pemda serta NGO yang ada.
Bagaimana strategi ke depan sehingga masyarakat dapat meningkat kesiap siagaannya secara terukur yakni:
Pertama,dari hasil survey media sosialisasi yang efektif adalah televisi,kedua latihan atau gladi pesertanya melibatkan masyarakat yang terpapar langsung sebab .selama ini tidak demikian."Jadi hal semacam ini menjadi benchmark atau titik acuan untuk kita melakukan hal lebih baik dalam penanggulangan bencana.
Menurut Sutopo,hasil survey tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian LIPI dan Unesco pada 2006 di kota Padang yang menyatakan masyarakat kurang siap hadapi bencana alam atau tsunami.
"Jadi sejak 2006-2013 selama tujuh tahun masyarakat kota Padang belum meningkat kesiapsiagaan hadapi bencana," pungkasnya. (Syarief Oebaidillah)
sumber: Metrorvnews.com