Medan - Bencana baru seakan kembali melanda masyarakat pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut). Selain banyak terserang penyakit, ribuan pengungsi diperkirakan mengalami stres.
"Kebanyakan stres karena sudah hampir sebulan mengungsi di tempat pengungsian. Belum lagi memikirkan lahan pertanian dan ternak mereka yang bermatian," ujar Sastroy Bangun kepada SP saat dihubungi dari Medan, Jumat (13/12).
Tokoh pemuda asal Tanah Karo ini mengatakan, stres yang dialami pengungsi itu perlu untuk diperhatikan. Pemerintah diharapkan dapat menurunkan tim medis, dan melakukan berbagai upaya yang sifatnya bisa menghibur pengungsi.
"Kalau penyakit yang banyak menjangkiti masyarakat di pengungsian antara lain, diare, muntah mencret, demam, flu, batuk, gangguan pernafasan dan lainnya. Ada tim medis yang sudah dipersiapkan pemerintah untuk membantu," jelasnya.
Menurutnya, banyak yang perlu diperhatikan pemerintah pusat, daerah maupun kabupaten buat masyarakat atas musibah bencana gunung meletus tersebut. Bencana itu membuat masyarakat kehilangan mata pencarian.
"Lahan pertanian sudah hancur total. Kerugian masyarakat cukup besar. Padahal, mata pencarian masyarakat di sini dari bertani dan beternak. Bantuan pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan," sebutnya.
Sementara itu, aparat kepolisian bekerja sama dengan TNI masih melakukan pengamanan di 21 desa yang berada sekitar 5 kilometer (km) dari Gunung Sinabung. Aparat ini juga mempersiapkan bus.
"Ini dilakukan aparat untuk mengantisipasi adanya pencurian di tengah pemukiman masyarakat selama ditinggalkan," ujar Kepala Bagian Dokumentasi Informasi dan Liputan Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan.
Menurutnya, aparat juga mempersiapkan angkutan untuk melakukan evakuasi buat masyarakat jika terjadi kemungkinan terburuk dari erupsi gunung merapi tersebut. Upaya penyelamatan diutamakan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, sudah 21 desa di Kabupaten Tanah Karo yang dikosongkan karena aktivitas Gunung Sinabung yang naik ke level IV. Jumlah pengungsi lebih dari 17.281 jiwa.
Desa yang dikosongkan itu masing-masing, Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kutarakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung, Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin, Desa Kebayaken.
Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat, Desa Bekerah, Desa Simacem, Dusun Lau Kawar, dan Dusun Gugung di Kecamatan Naman Teran. Desa Tiganderket, Desa Mardinding, Desa Temburun dan Desa Kuta Mbaru di Kecamatan Tiganderket.
Masyarakat pengungsi tersebar di beberapa lokasi pengungsian yang di antaranya terdapat di Losd Tiga Binanga, GBKP Payung, dan Masjid Agung Kabanjahe. Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamik Center, Losd Tanjung Mbelang, Losd Tanjung Pulo dan lainnya.
Selain itu, ada juga warga yang mengungsi ke Kabupaten Langkat, Medan, Binjai dan daerah lainnya. Ada yang mengungsi dengan menumpang tempat tinggal di rumah sanak keluarganya.
Jumlah warga yang meninggalkan Kabupaten Karo itu diperkirakan mencapai ribuan orang.