Medan - Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), meletus sebanyak 254 kali. Getaran gempa Hybrid gunung merapi itu sudah mencapai 9.403 kali. Guguran awan panas terjadi 643 kali.
Berdasarkan data yang diperoleh SP dari Media Center Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabanjahe, Senin (13/1), jumlah pengungsi pun bertambah menjadi 25.516 jiwa, yang meliputi 7.898 kepala keluarga (KK).
Letusan dan gempa akibat aktivitas Gunung Sinabung itu terjadi selama dalam sepekan belakangan ini. Jumlah pengungsi itu pun dipastikan bertambah banyak jika aktivitas gunung yang pernah meletus 800 tahun lalu itu semakin tinggi. Masyarakat diminta mewaspadai ancaman letusan itu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi.
Pemukiman penduduk radius 5 kilometer (Km) sampai dengan 7 Km ke arah Tenggara dan Selatan disarankan pemerintah supaya dikosongkan.
"Awan panas yang dluncurkan Gunung Sinabung sangat tinggi, dan menjadi ancaman buat masyarakat di wilayah Tenggara dan Selatan. Guguran awan panas itu pun masih sering terjadi. Kondisi ini yang membuat jumlah pengungsi mengalami peningkatan. Seluruh pengungsi itu ditampung di 38 titik pengungsian," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Media Center Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabanjahe, Jhonson Tarigan mengatakan, di awal bulan Januari 2014, jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung mencapai 22.145 jiwa, yang terdiri dari 6.898 kepala keluarga (KK). Berdasarkan jumlah itu, terdapat pengungsi yang dikategorikan rentan.
"Pengungsi yang lanjut usia sebanyak 1.204 jiwa, ibu hamil 179 orang dan bayi sebanyak 606 jiwa. Korban yang meninggal dunia selama berada di pengungsian, lebih dominan terserang penyakit penyakit dalam, tensi tinggi, sesak dan asma. Ada 35 orang pengungsi yang terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit," katanya.
Menurutnya, stok pangan untuk pengungsi sudah menipis. Ini terjadi karena bantuan dari berbagai kalangan mulai menurun. Kondisi ini semakin sulit jika aktivitas Gunung Sinabung semakin meningkat. Tingginya aktivitas gunung merapi itu tentunya semakin menambah daftar jumlah pengungsi di daerah tersebut.
Saat ini, masyarakat berada di lokasi pengungsian di Los Tiga Binanga, GBKP Payung dan Masjid Agung Kabanjahe, Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamic Center, Los Tanjung Mbelang, Los Tanjung Pulo dan lainnya.
Para pengungsi tersebut berasal dari Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kuta Rakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung, Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin.
Selain itu, tidak sedikit pengungsi dari Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat. Lokasi desa itu berada sekitar 5 kilometer (Km) dari Gunung Sinabung. Jumlah pengungsi itu akan bertambah jika aktivitas gunung semakin tinggi.
Masa tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung telah diperpanjang 5-18 Jan 2014. Perpanjangan ini dilakukan pemerintah karena gunung itu masih erupsi.
Masyarakat yang berada pada radius 5 kilometer (Km) pun diminta mengosongkan desanya. Sebab, awan panas erupsi Gunung Sinabung juga membahayakan. Bahkan, erupsi gunung merapi itu, belakangan ini tidak berhenti mengeluarkan larva.