Pemalang - Nihilnya aktivitas vulkanis Gunung Slamet sejak Sabtu, 13 September 2014, tidak membatalkan alokasi dana mitigasi bencana yang dianggarkan pemerintah. Selama Gunung Slamet masih berstatus siaga, serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana erupsi itu tetap dijalankan.
"Kami belajar dari peristiwa Gunung Sinabung, yang lama tidak meletus, tapi akhirnya memakan korban juga," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana, pada Ahad, 14 September 2014.
Sarwa mengatakan, Dinas Kesehatan Jateng telah membagikan 56 ribu masker untuk lima daerah yang berbatasan dengan Gunung Slamet sejak pekan lalu. Lima daerah itu adalah Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Tegal, dan Brebes.
Purbalingga yang sering terkena hujan abu vulkanis mendapat jatah 16 ribu masker. Adapun empat daerah lainnya mendapat 10 ribu masker. Kiriman logistik dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, juga telah tiba di lima daerah itu sejak pekan lalu.
Bantuan logistik itu terdiri dari 16 jenis, meliputi kebutuhan dasar pengungsi, makanan siap saji, family kit, hingga tambahan gizi untuk anak. Pada Rabu, 10 September 2014, Pemerintah Jawa Tengah telah menggelar rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hasilnya, Sarwa berujar, BNPB segera mengucurkan dana siap pakai. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai program sosialiasi, pendirian posko-posko pengungsian, ongkos operasional tim mitigasi bencana erupsi, hingga pembuatan jalur evakuasi.
"Masih ada jalur evakuasi yang rusak parah di wilayah Brebes dan Tegal sehingga tidak bisa dilalui mobil," ujar Sarwa. Pembangunan jalur evakuasi di Brebes akan mulai dikerjakan pekan ini dengan anggaran sekitar Rp 400 juta.
"Provinsi menyiapkan anggaran tak terduga sebesar Rp 30 miliar. Kalau terpaksa, bisa didorong semuanya," kata Sarwa. Bupati di lima daerah yang berbatasan dengan Gunung Slamet juga bisa mulai mengoptimalkan dana tak terduganya.
Ada sekitar 174.000 warga di kawasan rawan bencana (KRB) di lima kabupaten yang harus diungsikan jika Gunung Slamet berstatus awas dan radius zona bahayanya di atas empat kilometer dari puncak.
Dari seluruh KRB yang ada, Desa Batursari dan Clekatakan di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, yang akan mendapat prioritas pertama dalam hal proses evakuasi warganya. Sebab, kedua desa itu hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Gunung Slamet.