PKMK - Gunung Slamet yang berada di Jawa Tengah, telah mengeluarkan 146 gempa embusan pada Kamis, 18 September 2014. Asap tebal berupa abu berwarna hitam yang dikeluarkan condong ke arah barat Purwokerto.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) vulkanik Gunung Slamet, Sudrajat mengatakan abu vulkanik dari letusan itu condong ke arah barat yang berjarak 20 kilometer dari puncak gunung.
"Letusan vulkanik berupa abu, tidak bercampur pasir. Kategori letusan abu gunung masih dalam kategori wajar," katanya kepada VIVAnews.
Sementara empat wilayah lain--Purbalingga, Brebes, Tegal dan Pemalang-- tidak terdampak letusan abu vulkanik Gunung Slamet, hari ini.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang merekam bahwa status Gunung Slamet masih Siaga level III. Sejak pukul 06.00-12.00 siang, visual gunung terlihat terang, angin tenang.
"Sesekali gunung terhalang kabut. Namun saat tampak teramati asap embusan putih tipis sampai sedang dengan tinggi 50 hingga 100 dan condong ke arah Purwokerto," katanya.
Sedangkan kegempaan sebanyak 146 kali gempa hembusan dan 27 kali gempa letusan dan sekali gempa tremor harmonik. "Oleh karena itu, status gunung berstatus siaga. Masyarakat diimbau agar tetap tenang dengan situasi ini," kata dia.
KhawatirPeningkatan aktivitas gunung tertinggi di wilayah Jawa Tengah itu membuat warga yang berada di lereng Gunung Slamet kembali khawatir. Seperti yang terjadi di Kecamatan Pulosari dan kecamatan Moga Kabupaten Pemalang.
Rozak (32), warga desa Klakaran, Kecamatan Moga mengaku sempat was-was dengan aktivitas gunung. Terlebih, suara dentuman serta abu dan pasir yang sempat menghujani di perumahan lereng gunung.
"Suara dentuman dan asap yang membumbung tinggi membuat warga panik. Meski sosialisasi untuk tetap tenang dari kelurahan setempat terus dilakukan," ujarnya.
Meski masih berada di radius aman yang berjarak 13 kilometer dari kawah gunung, lanjut dia, gangguan suara dentuman tersebut masih menyisakan trauma bagi warga. Sehingga warga tetap berjaga dan waspada tiap malam hari.
"Intinya kalau ada intsruksi mengungsi, kami sudah siap," kata bapak dua anak itu.
sumber: VIVAnews