PANGKEP - Sekitar 200 hektare lahan yang terdiri dari pertanian dan pemukiman warga yang terendam banjir di Pangkajene Kepulauan (Pangkep) sejak dua hari terakhir. Banjir yang terus menggenangi Pangkep karena luapan air sungai dan buruknya drainase. Seperti drainase di Tekolabbua, kecamatan Pangkajene.
Salah satu warga yang ditemui Tribun, Wahyu (34) mengatakan wilayahnya tersebut terendam banjir tiga kali setahun. Dan hal tersebut karena sungai Pangkejene meluap. Setiap kali luapan sungai, penambak ikan merugi puluhan juta rupiah, karena ikan dalam tambaknya pergi mengikuti banjir.
Warga mengharapkan pemerintah memperbaiki pondasi pinggir sungai dan mengeruk drainase. Karena jika pemerintah mengabaikan hal tersebut maka warga akan terus merugi. Selain merusak tambak, banjir juga merusak padi ratusan hektare yang terletak di kelurahan Jagong.
"Disini tiga kali banjir dalam setahun. Air sungai selalu meluap. Belum ada Pondasinya, sehingga kalau hujan deras banjir lagi. Penambak dan petani pasti rugi. Ikan lari semua, sedangkan padi membusuk dan rusak karena terendam banjir. Kita harap pemerintah memperhatikan wilayah kami," ujar Wahyu.
Selama dua hari ini, pemerintah belum menyalurkan bantuan ke wilayah Tekolabbua. Padahal warga sangat membutuhkannya terutama makanan dan obat-obatan. Sudah dua hari siswa Madrasah Tsanawiah dan Alia Negeri diliburkan lantaran sekolah tersebut juga terendam banjir. Semua aktivitas di dusun tersebut terhenti.
Warga juga meminta supaya supaya pemerintah membuatkan bendungan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Bahkan secepatnya warga meminta supaya pemerintah memperbaiki pondasi dan membuat bendungan. Sebelum kerugian warga bertambah banyak.
sumber: tribun