HYDERABAD – Hawa superpanas India masih terus memakan korban jiwa. Hingga Selasa (27/5), jumlah korban tewas menembus angka 1.100. Di ibu kota, temperatur udara mencapai 45 derajat Celsius. Angka tersebut, menurut kabar, tidak berubah sampai sekitar satu pekan mendatang.
Kawasan selatan India mengalami dampak terparah suhu ekstrem kali ini. Tetapi, Negara Bagian Delhi, tepatnya di Kota New Delhi, tidak luput dari sergapan hawa superpanas. Jalanan di kota berpenduduk sekitar 250 ribu jiwa itu bagaikan meleleh. Nyawa ribuan tunawisma yang sehari-hari hidup di jalanan ibu kota pun terancam. Sebab, mereka tidak punya tempat untuk berlindung dari panas yang sangat terik.
Pemerintah pusat mengimbau seluruh warganya membatasi aktivitas di luar ruangan. Jika terpaksa bepergian, sebaiknya warga mengenakan topi atau payung sebagai pelindung. Anjuran agar mengonsumsi cairan sebanyak-banyaknya juga masih berlaku. Terutama bagi para pekerja bangunan atau orang-orang lapangan.
Direktur Badan Meteorologi India Brahma Prakash Yadav menyatakan, hawa superpanas masih bertahan di Delhi sampai minggu depan. ’’Suhu tinggi tidak akan turun secara perlahan. Tapi, mulai awal Juni nanti, cukup banyak hujan di wilayah ibu kota dan sekitarnya. Itu cukup melegakan,’’ paparnya dalam jumpa pers di New Delhi.
Seluruh rumah sakit di seantero India berstatus siaga. Kebanyakan rumah sakit di wilayah selatan bahkan telah melakukan persiapan khusus untuk menerima dan merawat pasien yang terkena dampak hawa superpanas. Terutama dehidrasi. Sebagian besar pasien adalah warga lanjut usia dan gelandangan yang tidak kuat terus-menerus terpapar sinar matahari secara langsung.
Negara Bagian Andhra Pradesh dan Negara Bagian Telangana masih menjadi dua area yang mengalami dampak paling parah serangan hawa superpanas kali ini. Sejak pertengahan bulan, banyak warga di dua negara bagian tersebut yang mati. Sejauh ini 900 penduduk Andhra Pradesh meninggal karena dehidrasi. Di Telangana, hampir 200 nyawa melayang.
Untuk meminimalkan risiko kematian, pemerintah Andhra Pradesh mendesak pemerintah pusat memberikan bantuan air bersih. Nanti air bersih itu didistribusikan ke zona-zona yang paling membutuhkan. Terutama area yang banyak warga lanjut usianya. ’’Temperatur udara masih berkisar 48 derajat Celsius,’’ kata P. Tulsi Rani, komisioner khusus badan penanggulangan bencana.
Selain menimbulkan korban jiwa, hawa superpanas India memaksa ribuan warga bertahan tanpa listrik. Penduduk Kota Gurgaon, misalnya. Mereka terpaksa mengalami pemadaman listrik selama hampir 10 jam setiap hari. Sebab, pembangkit listrik setempat tidak mampu melayani permintaan daya yang terlalu banyak akibat pemakaian penyejuk udara. (AP/AFP/hep/c14/ami)
sumber: jawapos